Langsung ke konten utama

Kamu Teman Seperti Apa?



Sebelum ku bertanya pada diri sendiri "Aku teman seperti apa?" biarlah ku bertanya padamu, "Kamu teman seperti apa?" Biarlah jawaban kan hadir dari setiap apa yang ku rasa ini. Teman adalah aset, teman kadang bagai parasit, menyambung pertemanan bisa mengundang rizki juga mengundang keberuntungan lainnya, teman kadang membuatmu rugi ketika temanmu meminjam uang dan tak pernah membayar wkwkwk, berkumpul dengan teman sudah pasti membawa keceriaan kebahagiaan, teman kadang bisa jadi baik banget jika ada perlunya, teman bisa menjadi tempat curhat, teman selalu memanfaatkan orang yang terlampau baik, teman bisa jadi penolongmu, teman bisa jadi pengkhianat ... hmm dan masih banyak lagi dan menurutmu temanmu seperti apa ya!

Berkumpul dengan teman baik maka baik pula yang didapat, juga sebaliknya. Namun kadang teman itu awalnya baik dan akhirnya silakan jawab sendiri bagi yang pernah terkhianati/dirugikan/dikecewakan ... heehee. Teman oh teman aku kadang merindukanmu, kadang aku membencimu, kadang aku bahagia jika bersamamu, kadang aku menyesal jika punya teman sepertimu haha. Teman oh teman setidaknya ada teman sejati dalam hidupku entah itu dari golongan teman sekolah, kuliah, tempat kerja, tetangga, keluarga dll ... Jika pun pada akhirnya tak ada teman sejati, biarkanlah ku jadikan diri sendiri menjadi teman sejati terbaik :).

Teman, walau aku tak pernah mendengar isi hatimu namun sikapmu bisa terbaca jika kamu mencintaiku, membenciku, memanfaatkanku, mentertawaiku, menusukku dari belakang, berusaha membuatku gembira, selalu ingin di dekatku, selalu ingin menjauh dariku, selalu iri akan kesuksesanku, tertawa saat aku sedih dan menangis saat aku bahagia ... Yach aku tau jika manusia tak ada yang sempurna, adakala sikap manusia ada sisi positifnya dan negatifnya, namun jika yang dominan adalah sisi negatifnya aku hanya perlu untuk mencoba berprasangka baik walau itu ... hmmmm.

Teman, ketika kau perlakukan aku dengan baik
Teman, ketika kau perlakukan aku dengan begitu jahatnya
Aku hanya bisa berterima kasih untukmu
Setidaknya kau pernah mengisi perjalanan hidupku
Baik itu penuh kenangan indah atau bahkan trauma jika bertemu dengan manusia sejenismu
Ada alasan kenapa Tuhan mempertemukan kita
Agar aku bisa berkaca
Jika aku harus menjadi teman seperti apa
Apakah menjadi teman yang penuh manfaat atau sebaliknya

Teman, ketika aku pandai mengoreksi dosa dan kesalahanmu, namun aku lupa bahkan tak pandai mengoreksi dosa dan kesalahanku sendiri maka apa gunanya tuk hidup lebih baik lagi.

Komentar