Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Biarkan aku seperti ini hingga saat aku merasa reda

Jika sudah begini siapakah yang paling aku ingat, tempat mengadu, tempat bercurah ... ? Sudah tentu Dia sang pemberi kasih sayang. Tuhan hingga saat aku begini lagi, ku pun tak mengharap seperti ini, aku tau hati ini sungguh mudahnya tergores dan ku hanya bisa menyimpannya untuk diriku sendiri rasa pedih itu. Terima kasih hingga saat Kau beriku sebuah solusi yang setidaknya rasa pedih ini berkurang yaitu dengan menangis sepuas sekehendakku. Maafkan aku Tuhan yang masih tak pa ndai memaafkan kesalahan mereka. Hingga saat ku tak percaya pada satu pun selainMu. Kaulah maha tau apa yang ada dalam hati ini, rasa kasih, rasa benci yang tercipta atas apa yang tertuju padaku adalah gambaran untukku agar ku sanggup mengambil hikmah dari semua itu. Namun ijinkanlah aku sedikit marah, benci, kecewa, mengeluh, bersedih ... Atas apa yang mereka lakukan terhadapku di belakangku. Tuhan ku mengira semua tampak baik-baik saja namun semua itu sempat tersembunyi hingga aku bisa meras

Saat sebuah topeng terbuka dengan sendirinya dan aku tak wajib untuk bisa mempercayainya lagi

Ku bersyukur hingga saat sebuah topeng terbuka dengan sendirinya dan aku tak wajib untuk bisa mempercayainya lagi dan maafkan aku yang belum bisa memberi kasih sayangku jika sudah tau apa di balik topengmu. Untuk apa ku berikan kasih sayangku jika hatiku tak ingin sedemikian, biarkan benci ini begitu tampak agar kau tau bahwa aku tak nyaman di sisimu. Tuhan, maafkan aku walau aku tau itu tidak baik namun ku sadar diri jika ku hanya seorang manusia biasa bukan seorang malaikat . Jadi ijinkan aku mencacinya lewat ilusi semu. Hingga saat kelak aku melupakan walau itu tak menjamin. Owh Tuhan sulit ku percaya jika dia masih menggunakan topeng, hatinya mungkin tak jauh beda dengan diriku yang saat ini. Karna rasa benci tersembunyi tetap masih bisa di rasa. Hati kotor penuh sampah, penuh prasangka buruk, penuh benci ... sudah kau ciptakan sendiri lebih dulu dan kau tau apa akibatnya, kau atau kita takkan pernah merasakan cinta. Kau tau aku hanya ingin kau diam saja dari pada

Tersenyum walau di sisiku penuh kegelapan yang menyesakkan

Kau tau, cermin yang tampak gelap itu membuat senyumku jauh lebih menarik hatiku sendiri. Tersenyum dalam kegelapan, tersenyum walau di sisiku penuh kegelapan yang menyesakkan. Namun disana ada kegembiraan lewat senyuman itu sendiri. Tersenyumlah walau sekelilingku tak memberiku cahaya namun senyumku itu sanggup menyinari hatiku sendiri lewat kegelapan itu. Senyumku untuk diriku sendiri. Kau tau siapakah orang yang gembira itu, orang yang sedang tersenyum diantara kegelapan.   Mungkin ia tangisan demi tangisan membuatku reda. Dan senyuman sebagai gantinya setelah itu. Kau tau bukankah tangisanku, sedihku jauh lebih sedikit dibanding apa-apa yang membuatku tersenyum bahagia. Karna Tuhan maha pemberi kasih sayang dan aku percaya itu nikmat mana yang kau dustakan. Jadi nikmatilah saat ini, mungkin ku sedang bersedih, mungkin ku sedang gembira, orang jahat nyata adanya, orang baik nyata adanya semua bertebaran dimana-mana dan aku disini hanya bertugas tuk memilih apakah

Aku hanya ingin mereka pergi dengan membawa kesuksesannya

Esokkan lebih baik Hingga saat tangan ini, kaki ini, mata ini ... Berfungsi dengan baik karna kelak ku gunakan tuk hal yang baik-baik saja Tuhan hingga saat ini, apa yang baru terjadi nyatanya rasa pedih itu bersisa Dan ku menanti diriku sendiri Tuk bisa menyembuhkan diriku sendiri Atas luka-luka yang ada   Tuhan, Kau tau ku tak ingin mengutuknya bahkan mendo'akan yang buruk-buruk untuknya Namun aku hanya ingin mereka pergi dengan membawa kesuksesannya Jadi kelak ku bertepuk tangan jika mereka pergi atau terusir Karna hal itu lebih baik Dibanding ada keributan dalam batin diantara kita Tuhan maha rohman rohiim Tuhan maha adil Siapapun dia, aku atau mereka kelak mendapatkan apa yang diingin tentunya atas ijin Tuhan Ya Allah jauhkanlah aku dari segala kekhawatiran dan rasa takut dari setiap dari prasangkaku akan permasalahanku, masa depanku. Kau maha tau, maha adil, maha pemberi terbaik sebuah pilihan dan aku hanya bisa mengikhtiarkan dan tak ingin terlalu ber

Aku bersyukur nyatanya aku butuh Tuhan tuk bisa menjadikanku lebih kuat

Semua menjadi tak berarti apa-apa ketika tau bahwa hal itu tidak penting, sangat tidak penting hingga ku sadari jika waktuku hanya ku habiskan tuk memikirkan agar semua terhenti walau nyatanya tidak dan pada akhirnya ketidaknyamanan itu tercipta. Hidup hanya sebuah permainan dan ku hanya perlu peka pada setiap apapun yang tertuju padaku, entah itu sesuatu yang tampak baik, benar, salah, palsu, keindahan, ketakutan, sedih, bahagia, kecewa, semrawut ... Gangguan demi gangguan mulai tercipta atau mungkin aku sendiri yang menciptakan hingga saat ku berjumpa dengan yang namanya "masalah" hingga mau tidak mau aku harus menghadapinya yang terkadang aku ingin lari atau sembunyi saja karna kadar kekuatan tuk menghadapi masalah yang tertuju padaku tampak begitu berat dan semakin tak nyaman. "Aku harus bagaimana?" setiap kali masalah datang padaku dan sekalipun aku kesulitan tuk bisa menyelesaikan masalah ku hanya bisa apa selain menangis dan berharap

Aku hanya perlu menjalankan/menikmati sisa-sisa hidup di saat ini bukan kemarin ataupun nanti ...

Dan lagi aku sepertinya merasakan hal yang sama seperti dulu ... duluuuu sekali, dimana hal itu ku sembunyikan. Apakah Tuhan menghukumku kembali? Apakah dosaku sudah melebihi batas? Apakah ini hadiah terbaik dari Tuhan? Apakah ini petanda bahwa aku belum berhak memiliki apa yang ingin aku miliki dalam waktu dekat? Apakah Tuhan memberi, mengambil lalu memberi lagi ... ? Apakah aku tak berhak hidup lebih lama lagi? Apakah aku harus merasakan hal ini, agar ku tersadar bahwa wakt u begitu berharga? ... Sedemikian kah prasangkaku yang membuat aku tampak tak miliki harapan lagi, tak bisakah ku sibuk tuk memikirkan berkat apa yang sedang menimpaku dari pagiku hingga pagiku, bukankah hal itu lebih membuatku bahagia walau nyatanya kerumitan itu tetap ada. Jadi biarlah yang tertuju padaku tetap ku terima, karna nyatanya hal itu adalah hadiah dari Tuhan entah itu yang membuatku bahagia, sedih, kecewa, sakit, pedih, tak di sangka, tak terduga ... Dan perlu ku tau jika semua berak

Untuk apa ku pelihara hal itu jika nyatanya semua kan baik-baik saja

Apa yang sebenarnya aku takutkan, aku khawatirkan kadang menjadi benar adanya dan kadang tidak terjadi seperti sedemikian. Lalu jika hal itu membuatku tak nyaman, semakin rumit dan sulit kenapa aku terlalu percaya pada apa yang belum tentu terjadi hingga reaksi organ tubuhku menjadi tak nyaman tuk menghadapi sesuatu yang belum tentu merugikanku. Kau tau aku terlalu banyak bermain dengan ilusi konyolku yang mengandung prasangka hingga saat aku takut hanya sekedar melangkah bah kan membayangkan saja. "Ada apa dan kenapa?" Mungkin hal itu sering ku tanyakan dan ku dapati sebuah jawaban jika aku terlalu membandingkan dengan mereka. Untuk apa ... yach untuk apa ku pelihara hal itu jika nyatanya semua kan baik-baik saja. Kau tau rasa yang ku pelihara itu adalah rasa yang mungkin saja membuatku sulit berkembang, sungguh lubuk hatiku tak inginkan seperti sedemikian. Dan kini ku hanya perlu mempertanggung jawabkan dari apa yang sudah ku abaikan selama ini yaitu &

Ku perlu alasan yang sangat kuat tuk bisa melakukan apa yang biasa aku lakukan

Apa yang membuat aku seperti ini, hingga aku abaikan hal yang biasa aku lakukan? Ku perlu alasan yang sangat kuat tuk bisa melakukan apa yang biasa aku lakukan. Aku tau ku sedang dalam kehilangan gairah, kehilangan rasa yakin, muncul takut/khawatir ... Tak bisakah aku seperti saat itu ... Saat aku tak peduli apakah yang ku kerjakan kelak menghasilkan atau tidak. Dan ku nikmati apa yang ku kerjakan dibanding ku sibuk bertanya, "apakah ini ada hasilnya atau tidak?" Dan aku bersyukur setiap hari hingga rasa itu benar-benar merasuk ke dalam jiwa yaitu rasa bahagia yang ku ciptakan sendiri. Hingga keajaiban datang bertubi, tak ku sangka, tak terduga ... Aku ingin seperti saat itu ... Saat dimana ku hanya perlu banyak bersyukur dan melakukan apa yang perlu aku lakukan tanpa terlalu menggebu/memaksa dalam menginginkan sesuatu. Dan kini aku pasti bisa yach aku pasti lebih luar biasa dari saat itu. Kau tau ku hanya perlu banyak bersyukur dan bertindak tanpa mengeluh

Sudah berapa kali ku abaikan waktu yang panjang atas pemberian Tuhan

Hingga saat ada yang bertanya "kenapa aku tak melakukan lagi apa yang biasa aku lakukan?" Ku hanya bisa menjawab jika aku "lelah". Biarkan aku dalam genggaman sebuah rasa malas maksimal dimana sebelumnya ku buat tubuh ini terlalu bekerja keras dan hingga saat beberapa organ pemberian Tuhanku ini terjadi ketidak seimbangan akibat ku terlalu berlebihan dalam meperlakukan tubuhku sendiri. Dimana aku terlalu mengabaikan jika sesungguhnya tubuh ini sangat butuh cinta. Maafkan aku jika kubiarkan cahaya matahari di pagi hari hanya ku sapa dalam sebuah kadang, aku tau langit biru disana sedang menanti senyumku, aku tau aroma pagi begitu lebih nikmat ... Hingga ku sadari berapa kali ku abaikan nikmat pemberian Tuhan dari setiap detik nafas ini. Sudah berapa kali ku abaikan cerita baru yang Tuhan berikan. Sudah berapa kali ku abaikan orang-orang baik kiriman Tuhan. Sudah berapa kali ku abaikan rizki pemberian Tuhan. Sudah berapa kali ku abaikan waktu yan

Mungkin saja ku tak merasa jika aku pernah mengutuk diri

Hingga saat aku tau jika inikan terjadi, secara aku pernah merasa atau mungkin saja ku tak merasa jika aku pernah mengutuk diri. "Harus bagaimana lagi?" Perasaan kata itu seakan ku tak tau lagi dimana jawaban itu, dimana petunjuk itu hingga terbayang sebuah kebuntuan yang tercipta oleh perasaanku sendiri. Hingga "kenapa, ada apa"?" Serta pertanyaan-pertanyaan lain mulai mengusik yang otomatis ku bandingkan aku yang dulu dan sekarang dan kudapati sebuah perasaan dimana aku mer asa heran. "Kok bisa" yach bukan hanya bisa, sebenarnya aku bisa dan bahkan aku seharusnya bisa luar biasa dari waktu itu, hanya saja waktu itu perlahan aku sengaja tak sengaja telah melakukan satu hal yang tak seharusnya aku takutkan, sungguh dimanakah aku yang dulu itu, aku yang penuh dengan optimis, sungguh kembalilah untukku karna aku membutuhkan sosok aku yang dulu itu yang tak peduli apakah hal itu gagal atau tidak yang penting semangatku jangan pernah hila

Butuh perjuangan untuk berpura-pura tidak merasa sakit

Saat ku pandangi letak rasa sakit itu, hingga saat ku sadari kenapa hal itu terjadi dan ku dapati sebuah jawaban jika aku terlalu lama menyimpan rasa yang ingin ku ungkapkan itu entah itu kemarahan, rasa kecewa, rasa tidak adil, merasa terinjak-injak ... Hingga saat aku tak peduli untuk bagaimana cara aku bisa mencintai apa yang ku miliki selama ini. Waktu demi waktu dan ku habiskan dalam diam, dalam sendiri, dalam tangisan, dalam lamunan semu, dalam takut/khawatir yang tak p asti ... Dan ku temukan efek dari semua itu yaitu rasa sakit, rasa perih, rasa tak nyaman ... Dan aku tak bisa percaya pada siapapun selain Tuhanku dan ku hanya bisa sedikit meredakan dari rasa sakit itu yaitu lewat tulisan. Semakin lama, semakin terasa, semakin terlihat rasa itu yaitu sebuah sosok yang biasa di sebut dengan penyakit akibat dari semua hal yang terpendam, semua hal yang membuat aku tak terlalu mencintai diriku sendiri. Dan itu salah siapa, tentu saja hal itu adalah salahku sen

Aku minta satu waktu saja

Satu waktu saja Aku minta satu waktu saja Untuk bisa lebih konsisten Tak apa dari hal kecil dulu Boleh juga aku tak usah terlalu memaksa Yang penting ada setitik ikhlas itu nyata adanya Sampai hati ini merasakan yakin Sampai tenaga ini tak kuasa ingin menggerakkan Buktikan dengan nyata Bukan sekedar ilusi Buktikan secara nyata Bukan sekedar janji Buktikan secara nyata Bukan sekedar kata Aku ingin apa Lakukanlah tuk mengupayakan hal itu Fokuslah pada aku yang sedang proses Fokuslah pada aku yang sedang bergerak Fokuslah pada aku yang sedang menggapai hal itu Fokuslah pada aku yang sedang menghargai waktu Fokuslah pada aku yang sedang merasakan menikmati apa yang sedang aku lakukan Fokuslah pada apa yang sedang aku yakinkan Fokuslah pada apa yang sedang aku ikhtiarkan Fokuslah pada apa yang sedang aku do'akan tuk meraih hal itu ... Lupakan hasil Lupakan apa kata orang yang membuatku down Masa bodoh Tak peduli jika ini gagal Pancing rasa bahagia den