Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2011

Rindu masa kecil

Selamat datang di duniaku yang sebelumnya, maafkan karna aku hampir melupakanmu karna hal lain. Aku disini mencari sesuap jawaban dari segala bingungku itu. Tak pernah ada yang tahu, atau mungkin aku mudah menebak apa yang akan terjadi di kemudian hari. Ya Allah maafkan aku yang sempat-sempatnya meninggalkanmu karna aku ketiduran. Aku biasanya tak pernah seperti ini, seakan aku berpaling darimu. Wahai yang tenang di dalam hati, titihlah aku ke dalam ketenanganmu itu. Kau adalah air surga yang selalu membasuh seluruh tubuhku menuju kedamaian itu. Aku sangat menginginkanmu selalu ada dalam jiwa, agar cerpikan air surgamu itu selalu membawaku ke alam yang membuat aku selalu tersenyum. Sebelumnya aku sangat sakit dalam membawa diri ini dan aku merasa bahwa aku merasa baik-baik saja entah apalah yang membuat aku menjadi berat dalam membawa ini, kepala ini sangat berat sekali seakan darah yang mengalir di dalam otakku tak beraturan. Bagaimanakah keadaanku saat ini, apakah baik-bai

Menulislah

          Aku tidak tahu harus berlari kemana, di saat perasaan ini tak bisa melihat bahwa duniaku yang begitu luas. Untuk tersenyum kembali seperti dulu saja harus mesti dipaksakan. Ada kacau balau dalam di dalam dada ini, yang membuatku seolah berada dihimpitan pasir yang memaksaku untuk keluar dari pasir yang menyelimutiku di saat benar-benar dingin maupun panas di sebuah gurun pasir oase. Aku yang sendiri di sebuah oase, hanya bisa menatap langit, untuk berjalan pun tidak pernah tahu   arah mana yang akan kulalui dan tujuan apa yang harus kuciptakan.           Hanya bulan dan bintang, yang menjadi penghibur hati. Keberadaannya membukakan mataku, bahwa dunia ini sangat indah. Dikala malam tak ada satu makhluk sepertiku, aku berkata pada Tuhan sambil menatap ke atas langit yang tampak   bertebarannya bintang-bintang. Aku   memohon padanya, aku ingin mencapai cita-cita   setinggi langit itu dan minta diampunkan atas segala dosa-dosa ini.           Kadang aku menjadi   ragu da

Satu tetes air mata

Berapakah harga satu tetes air mata. Satu tetes ku beli dengan separuh waktu. Dan waktu yang berharga itu telah membeli pikiran yang membawaku meneteskan air mata. Apakah aku sedang sengaja mempertaruhkan nyawaku, demi memikirkan sesuatu yang tidak usah                                                                                                                                                                                                                        dipikirkan. Jutaan kata telah memaksaku untuk menjadi manusia yang benar, aku sengaja menginstal segala program yang ada ke dalam pikiranku, berbagai cara aku tempuh untuk melawan hati dan juga mencari cara untuk membinasakan berbagai virus-virus buruk yang selalu menggerogoti hati dan pikiranku. Amnesia lagi, aku lupa atau melupakan tak bisa membedakan keduanya, yang jelas pengaruh-pengaruh yang aku ciptakan belum jua menemukan bahwa aku yang hebat.           Pada akhirnya Tuhan lagi, dan penebusan dari segala dosa. A

Jalani Saja

Dunia seperti apa yang kuharap, sepertinya energiku sudah hampir habis karna aku berpikir saja tanpa bekerja sama dengan seluruh anggota tubuhku untuk bergerak. Aku sudah waktunya bukan seperti dulu lagi. Kini ya kini, hanya kini aku bisa   menciptakan masa depanku. Aku yang merasa berbeda dari siapapun, ingin sekali menyebarkan karyaku, namun aku belum bisa mengeluarkannya karna ada satu hal yang membuatku terhimpit oleh sesuatu yaitu penghambat yang membuat aku sulit dan malu disertai rasa takut tak berguna itu.            Benar sekali apa yang dikatakannya. Berkata itu sangat mudah dibanding mempraktekkannya. Motivator pembawa diri yang sebenarnya adalah diri sendiri. Ingin mengecap seperti apakah diri ini. Jika mengecap akan tak akan berhasil, aku akan berhasil. Maka hal itulah akan menjadi milikku. Aku hanya memilih dari apa yang ku pilih. Kenapa aku bisa berpikir seperti itu, sebenarnya apa yang menyebabkan aku bisa berpikir seperti itu? Aku adalah perenung, pemerhat