Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Hatiku tertutup oleh ragu

Untuk rasaku dari setiap langkahku, aku disini pernah berharap sangat berharap akan satu hal dari setiap perjumpaanku. Kau tau aku hanya bisa dapatkan dan rasakan setengah perjalanan saja. Aku bersyukur jika do'aku sempat tertuju padaNya, walau hal itu hampir aku menggenggamnya dan kemudian terlepas kembali dan hal itu terjadi karna aku tak sempat melihatnya dengan jelas, karna aku tak menyapanya dan karna hatiku tertutup oleh ragu, takut dan malu dan kau tau bukan berarti aku menganggapmu sesuatu yang salah yach aku tak pernah berprasangka jika kau bukan orang yang baik. Biarlah semua pergi atas sekehendaknya, jikapun hal itu memang untukku maka dia akan kembali lagi padaku lewati cerita dan waktu yang berbeda. — ☁ Scattered Clouds, 26°C @ Bandung

Tak bisakah waktu yang diberi Tuhan ini, kita gunakan tuk saling berprasangka baik?

Cinta yang aku rindukan Cinta yang tak pernah ku sangka Dan aku tampak tak ingin didekatinya Padahal kau salah Aku disini memandangmu jauh lebih banyak darimu Namun kau tak pernah tau Dan kau berakhir pergi Tanpa merasakan apa yang ku rasa Aku kamu miliki rasa yang sama Namun nyatanya kita hanya berjumpa sesaat saja Tak bisakah kau melihatku dengan baik? Tak bisakah kau bertanya lebih banyak? Tak bisakah kau mengerti aku sebentar saja? Tak bisakah waktu yang diberi Tuhan ini, kita gunakan tuk saling berprasangka baik? Hingga akhir ku berkata jika dia bukanlah yang terbaik untukku dan aku disini menanti diriku sendiri tuk bisa terlihat bersinar untuk ketulusanku ...

Gelombang rasa antara aku dan dia terhalang

Ada di depan mata Ada di dekatku Ada di sebelahku Ada di sekitarku ... Aku mencari hal yang sebenarnya ada di dekatku Bukankah sebelumnya aku pernah berdo'a Namun kenapa juga aku tak menyapa yang ada di dekatku Sungguh aku terlambat dan terhambat oleh hati bimbang nan ragu Ada apa lagi ketika dia di hadapanku aku acuhkan dia lagi Sungguh apa yang ku rasa itu sebenarnya bukan hal yang salah Sungguh rasaku adalah tepat sekali Dan kenapa juga aku menuduh diriku sendiri Bahwa aku terlalu besar rasa dimana dia suka namun ternyata tidak Oh Tuhan ada saat dimana gelombang rasa antara aku dan dia terhalang oleh rasa takut dan malu namun ku sempatkan do'a dalam hatiku jika dia memang untukku dia pasti kan berjumpa lagi denganku jika dia bukan untukku terlebih tidak baik untukku maka jauhkanlah dia dari nyataku, hatiku, pikiranku.

Terima kasih dan aku bersyukur ...

3 hari kita tak berjumpa rasanya aku berhutang akan sesuatu dalam menyapa rasa syukurku dalam tulisan ini, yach walau begitu hatikulah yang harus tetap terjaga dan ku tak apa jikalau aku melewatkannya hanya karna tak menuliskannya. Terima kasih bulan romadhan telah tiba walau hatiku masih belum terisi oleh sesuatu yang spesial entah itu harapan yang belum sirna ataupun kedekatanku dengan Tuhanku masih jauh, tapi aku bahagia karna aku masih diberi kepercayaan untuk masih tetap hidup dan masih diberi waktu dalam memperbaiki diri menuju menjadi manusia yang bermanfaat. Terima kasih walau aku yang belum jua dewasa, tapi ribuan nasihat telah aku dengar. Terima kasih walau begitu setidaknya ada beberapa hal yang membuatku tersadar dan melakukan hal yang benar walau itu hanya satu titik saja. Terima kasih jutaan makna selalu menyertaiku dari setiap perjalanan hidup ini dan mengajarkanku untuk bisa lebih baik dan lebih baik lagi. Terima kasih untuk segala sesuatu yang

Masalah itu letaknya karna hati ini

Tiada teman dalam hariku karna hatiku telah menutup hal itu, membatasi hal itu, kenapa? Tanpa sadar ku telah memutuskan harapan dalam mempercayai mereka. Apakah hal itu benar-benar yang ku inginkan? Tentu saja tidak. Karna semua masalah itu letaknya karna hati ini. Sungguh aku tak ingin lagi mencaci maki atas dosa dan kesalahan diriku sendiri secara aku sedang belajar tuk bisa menyayangi diriku sendiri. Kau tau ada saat menurut mereka hal itu begitu mudah namun amat sulit bag iku, kenapa? Karna aku terlalu lama disini dalam rasa kurang perhatian, kurang disemangati, kurang pelatihan, kurang didikan ... Apa perlu aku menyalahkan orang tua. Sungguh merekapun sedemikian, karna kurangnya ilmu berakibat sang buah hati terhambat dalam masalah mengendalikan emosi. Tuhan, hanya kaulah temanku dalam sedihku dalam bahagiaku. Dan aku disini berasa bahwa hidupku menjadi sia-sia karna tiket surga tak bisa aku miliki hanya karna aku memutuskan hubungan persaudaraan. Tuhan, ak

Jika ada saat ini kenapa harus menanti sampai esok

  Hari itu telah menjauhiku hingga aku lupa dan lega. Karna tangisanku telah reda dan Tuhan menjawab segala do'aku diwaktu yang tepat. Mungkin ia tak seharusnya aku terlalu khawatir namun hal itu memang sulit aku inginkan dan menjadikan hal itu menjadi semakin mengkhawatirkan. Tuhan, aku tau sebagian besar yang menimpaku adalah ulahku sendiri, untuk sikapku dan segala ketidakpedulianku padaku sendiri dan untuk mereka. Tuhan, walau aku terlalu banyak berharap namun dalam nyataku aku kesulitan dalam melangkah untuk sekedar menyapa kenyataan. Karna hatiku sangat-sangat sensitif. Hingga aku menyimpan marahku, benciku untuk mereka yang pernah menyakitiku. Hingga saat, hingga waktu, hingga aku miliki aku sendiri, hingga cahaya itu telah menyinari hatiku bahwa aku sudah saatnya menjadi sebenar-benarnya manusia yang bermanfaat setidaknya untuk diriku sendiri. Jika ada saat ini kenapa harus menanti sampai esok. Bukankah sekalipun esok tiba untukku apakah aku