Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Aku tidak capek hanya lelah saja!

  Aku tidak capek hanya lelah saja! Kenapa kata-kata seperti itu terlintas dalam pikiranku? Apakah capek dan lelah adalah sesuatu yang berbeda Yach menurutku itu beda walau kata orang mungkin sami mawon Memang benar aku tidak merasa capek tapi hanya lelah saja Dimana rasa lelah ini benar-benar menumpuk dalam benak Dan menjadikan aku tiada bergairah dalam menghadapi hidup ini Sungguh kata-kata lemah ini Kembali berirama dalam hati Walau mungkin kenyataan tak apa-apa Namun bayangan lemah itu Selalu menggodaku untuk menjadi lemah Yang pada akhirnya Aku telah membunuh waktuku menjadi sia-sia lagi Ada apa lagi dengan semua ini Sungguh aku lebih baik memilih capek daripada lelah Karna dengan capek aku merasa raga ini benar-benar terasa sedikit sakit Dan hal itu mudah terobati dengan hasil dari segala jerih payahku Kau tahu lelah yang dirasa ini benar-benar sangat membebaniku Lelah yang bisa membinasakan seluruh mimpiku Lelah yang bisa mematikan hasratku dalam men

Tuhan, bolehkah aku putus asa?

Tuhan, bolehkah aku putus asa, sebentar saja? Jika aku tidak tahu, apa yang harus dilakukan Jika aku lupa lagi, bagaimana semangat itu bisa kembali lagi Jika aku hampir tidak percaya pada-Mu Jika aku kembali lagi lemah Jika aku tidak jua bisa melawan diri Jika aku kembali terkena rayuan gombal para syetan ... Sungguh ampuni aku, jika ini memang salah Kalaupun aku tahu diri jika ini salah Tolong beri aku petunjuk Untuk bisa menjadikanku selalu sabar dan kuat Dan selalu beriman pada-Mu Lindungi aku dari segala godaan syetan Aku benar-benar ingin mencintai mereka, mencintai diri sendiri Terutama diri-Mu Tapi lagi-lagi Setiap langkahku selalu menuju ke arah yang salah Aku ingin merasakan bahwa langkahku ini benar adanya Dan diridhoi-Mu Tuhan, maafkan aku Aku masih seperti ini Dimana tali syukurku kembali terlepas Bersambung ...

Ciri-ciri ikhlas dalam memberi

  Ciri-ciri ikhlas dalam memberi : - Bahagia saat memberi ... - Mudah melupakan/tidak mengingat-ngingat apa yang baru saja diberikan - Memberi saat tidak ada yang meminta - Sudah siap mental jika seandainya orang yang diberi tolong ternyata tidak membalas pertolongan saat kita sedang butuh pertolongannya - Tidak pernah berhenti dan lelah dalam memberi - Tidak merasa rugi jika uang yang dicari lebih banyak untuk disedekahkan - Tak pernah bangga (menyombongkan diri) apalagi bilang-bilang pada siapapun bahwa sang diri ini orang baik yang sering memberi bantuan - Tak pernah berkecil hati apalagi menyalahkan Tuhan, jika seandainya kita tak jua kaya dan tak pernah memikirkan balasan apa jika kita sering memberi bantuan - Tak pernah memaksa Tuhan untuk meminta balasan atas apa yang sering kita beri pada mereka - Tidak sakit hati ketika orang yang kita beri tidak mengucapkan terima kasih - Ketika ada yang meminta pertolongan, selalu berusaha mempercepat memberi tolong,

Apakah sahabatku sudah mati?

Dia datang saat butuhnya saja Dia pergi jika sudah mendapatkan kebahagiannya Dan dengan mudahnya melupakanku Bahkan tiada respon sama sekali Ketika ku menyapa duluan setelah lama tidak bersua Sebenarnya kata-kata seperti ini Sama sekali tak pernah terlintas dalam pikiranku Berhubung ternyata aku merasakan seperti apa yang mereka rasakan Perihal sahabat yang lupa sahabatnya Aku hanya ingin sekedar merenung saja Jika dia bukan sahabat baik Pernahkah terpikir, apakah aku bukan sahabat baik pula! Namun kini ada secercah rasa sakit dalam hati ini Entah ini prasangka buruk atau apapun itu Sebenarnya aku tak ingin merasakan seperti ini Namun apa boleh buat, ini adalah nyata adanya Tuhan, ampuni aku Jika aku menangisi sesuatu yang entah kenapa rasanya hal ini sakit Aku sebenarnya ingin melupakan saja Tapi di hati yang paling dalam aku masih tetap memikirkannya Apakah aku terlalu sayang padanya? Tuhan, apakah sahabatku sudah mati? Kutanya hal ini pada-Mu Karna dia sud

Sahabat Kecil

“Mamah kenapa dengar lagu itu terus?” tanya Nayla ke sekian kalinya sambil memainkan boneka yang tampak usang yang berada di ruang bawah tanah bersama ibunya. Ibunya hanya diam namun menangis tersedu-sedu, sambil duduk di pojok ruang kecil sambil  menggenggam sebuah radio butut yang masih berfungsi dimana di dalamnya ada sebuah kaset pita dan terdengarlah sebuah lagu tahun 80-an yang berjudul DO’A UNTUKMU KAWAN yang dinyanyikan oleh Julius Sitanggang. “Nayla ... Nayla .. Nayla ...” teriak Ayahnya memanggil dan mencari Nayla yang ada di ruang atas. “Ayah aku ada di sini, di ruang bawah tanah,” teriak Nayla pada Ayahnya dan mencoba meninggalkan ibunya untuk menghampiri Ayahnya yang ada di ruang atas dan melempar boneka yang sudah usang itu. Ibunya kini menyanyikan lagu jadul tersebut berulang-ulang dengan tersenyum namun dengan air mata berderai seolah dia kembali ke masa lalu yaitu masa kecilnya semasa usia seperti anaknya Nayla yang saat ini berusia 8 tahun. Dia mencoba bernosta

Andai Ku Tak Berandai

Andai ku tak berandai Karna semua andaiku ternyata kosong Namun dari setiap andaiku rasanya terasa hidup Dimana setiap andaiku terasa dekat Karna andaiku ada dalam hati dan sering ku sebut namamu Andai ku tak berandai Karna ku terlalu berharap Dimana harapan itu tak pernah ada dalam genggaman nyata Sehingga membuat hal itu tampak seperti belenggu Dimana hal itu rasanya menyesakkan hatiku Ada apa dengan andaiku? Tak bisakah aku memilikimu Ku katakan hal ini karna mungkin sudah terlalu lama menanti Dimana andaiku hanyalah angan yang kosong Walau dikejar masih tetap tak tertangkap Wahai andai Bisakah kau membuatku biasa saja dalam memandangmu Energiku habis hanya untuk memikirkanmu Namun kau sama sekali belum memberi tanda untukku Bahwa kau bisa aku miliki Yach kini kau tampak seperti lagu yang sering ku dengar Kau hanya bersuara namun tiada dalam nyata Kau hanya khayalan Yang sebenarnya tak usah ku terlalu mengidamkanmu Kau tahu dari sekian banyak yang harus aku pikirkan Entah kenap