Langsung ke konten utama

Mulai dari nol

"Mulai dari nol" lagi-lagi mulai dari nol bukan hanya untuk pertama kalinya aku mengatakan kata-kata seperti ini, sudah berkali-kali aku mengatakan kata-kata seperti ini, yach bisa jadi karna aku terjatuh, gagal atau memang baru mengawali sesuatu yang lebih serius lagi dll. Yach walau aku tidak seperti mereka yang hidup nyaman tanpa tantangan berarti dan menumpuk jiwa pengeluh tapi aku tidak peduli amat toch tiap diri punya keunikan tersendiri dan aku hanya perlu belajar lagi dalam meyakinkan diri bahwa Tuhan maha adil, Tuhan mendengar do'a dalam hati dan apapun yang kulakukan tak akan pernah sia-sia. Walau aku dibuat tak menyadari bahwa semua jejakku menghadirkan satu cerita yang kelak membawa manfaat atau sebaliknya yang jelas aku niatkan bahwasanya tiap langkahku hanya untuk membawa kebaikkan.

Yach aku tahu Tuhan maha mengetahui apa yang ada dalam hati. Ada disaat bahwa aku merasa sulit untuk melakukan satu hal, satu tujuan, satu impian dll namun lagi-lagi aku hanya perlu belajar meyakinkan diri dan mencoba berprasangka baik pada-Nya. Karna apalah arti sebuah permohonan do'a yang berulang jika tidak yakin pada-Nya apalagi berprasangka buruk pada-Nya. Belajar dan belajar, berusaha, berdo'a, memperbaiki yang perlu diperbaiki hanya itu yang bisa aku lakukan, walau kata orang mungkin harus bisa bekerja cerdas lalu apakah mereka tidak tahu jika untuk menjadi cerdas diperlukan pengalaman yang bisa jadi membuat kita melakukan kesalahan dan dari kesalahan tersebut kita bisa belajar untuk mencoba memperbaiki dan dari situlah kelak tercipta sebuah ide baru yach boleh dech dikatakan cerdas walau semua pada dasarnya apa yang kita dapatkan berawal dari bekerja keras entah itu sebuah usaha ataupun do'a.

"Kapan yach?" mungkin kata-kata bosan ini kembali berhembus dalam pikiran dan hatiku dimana apa yang ku impikan belum jua terwujud walau sebenarnya sedikit demi sedikit muncul beberapa tanda bahwa aku sudah hampir berada dalam satu genggaman apa yang kuharapkan itu. Yach lagi-lagi aku dibuat tak menyadari atau tak mengerti apa maksud semua itu.

Wahai aku, sadarlah apa yang kau inginkan itu sudah terwujud satu-satu persatu sungguh hatimu tahu namun secuil hati yang lain enggan mengakui. Mungkin ia aku ingin mendapatkan sesuatu yang lebih besar dan lebih jelas namun hati yang tiada bersyukur mana mungkin mengakui jika apa yang sudah aku dapatkan masih juga berkata bahwa Tuhan tiada mendengar do'aku. Sungguh miris jika aku memang sedemikian. Ini mungkin berkat terlalu membandingkan dengan satu sisi manusia lainnya, sungguh hal itu tiada guna untuk sang pribadi ini.

Wahai aku, kembalilah jadi dirimu sendiri seperti dulu kala yaitu bersikap dewasa walau mungkin setelah aku dewasa malah sikapku agak sedikit berubah menjadi kekanakkan. Huuh hidupku sepertinya terbalik. Maafkanlah aku wahai aku.

Mungkin saat ini, detik ini ku masih berkata "mulai dari nol" semoga rasa semangat itu sifatnya permanen hingga sampai esok pun dst aku masih bergairah dalam mencapai impian yang mereka anggap mustahil itu.

Komentar

Posting Komentar