Langsung ke konten utama

Sahabat Kecil


“Mamah kenapa dengar lagu itu terus?” tanya Nayla ke sekian kalinya sambil memainkan boneka yang tampak usang yang berada di ruang bawah tanah bersama ibunya.

Ibunya hanya diam namun menangis tersedu-sedu, sambil duduk di pojok ruang kecil sambil  menggenggam sebuah radio butut yang masih berfungsi dimana di dalamnya ada sebuah kaset pita dan terdengarlah sebuah lagu tahun 80-an yang berjudul DO’A UNTUKMU KAWAN yang dinyanyikan oleh Julius Sitanggang.

“Nayla ... Nayla .. Nayla ...” teriak Ayahnya memanggil dan mencari Nayla yang ada di ruang atas.

“Ayah aku ada di sini, di ruang bawah tanah,” teriak Nayla pada Ayahnya dan mencoba meninggalkan ibunya untuk menghampiri Ayahnya yang ada di ruang atas dan melempar boneka yang sudah usang itu.


Ibunya kini menyanyikan lagu jadul tersebut berulang-ulang dengan tersenyum namun dengan air mata berderai seolah dia kembali ke masa lalu yaitu masa kecilnya semasa usia seperti anaknya Nayla yang saat ini berusia 8 tahun. Dia mencoba bernostalgia dengan mengingat kejadian masa lalu.

25 tahun yang lalu

Ketika itu Listy (Ibunya Nayla) tinggal di Jakarta yang masih berusia 8 tahun, dia telah di tinggalkan ke dua orang tuanya untuk selama-lamanya akibat kecelakaan kebakaran rumah sehingga Listy di asuh oleh Neneknya di Surabaya. Di sinilah Listy akan sekolah serta bertemu dengan kenalan barunya yaitu tetangga sebelahnya.

Datanglah seorang anak laki-laki yang sebaya dengannya dan untuk pertama kalinya Listy merasa aneh jika melihat anak tersebut dimana rambut anak itu warnanya pirang serta lurus bagian atasnya namun ikal bagian bawahnya, warna matanya biru, bibirnya tipis dan merah, kulitnya sangat putih, hidungnya mancung. Mungkin inilah yang disebut dengan anak bule, pikirnya.

“Hai kenalkan aku Matthew Christopher,” ucap anak bule itu sambil menjulurkan tangannya pada Listy untuk bersalaman.

“Hai juga kenalkan aku Listy, namamu apa bisa di ulang lagi ga?” tanya Listy kebingungan.

“Matt ... hew Chris ... top .. her,” jawab Matthew mengulang dengan pelan.

“Matew apa ya, gimana kalo aku panggil kamu Mamat,” ucap Listy yang masih bingung cara mengucapkan namanya.

“Hehe baiklah,” jawab Matthew dengan tersenyum karna merasa lucu.

“Oia kamu pindahan dari mana?” tanya Matthew yang masih tersenyum manis.

“Aku dari Jakarta,” jawab Listy dengan singkat.

“Kok Ayah dan Ibumu tidak ikut,” tanya Matthew penasaran.

“Ayah dan Ibuku sudah meninggal,” jawab Listy yang tiba-tiba menangis.

“Oh sudah meninggal ya, maafkan aku ya,” ucap Matthew menyesal sambil menepuk-nepuk bahu Listy.

Kini Listy punya teman baru yang bernama Matthew yang kini dia ubah namanya menjadi Mamat dan Matthew pun memperkenalkan adik perempuannya juga yang bernama Belda yang memiliki fisik yang hampir sama yaitu berambut pirang dan bermata biru.

Listy satu sekolah dan sekelas dengan Matthew dimana mereka masih kelas 3 SD, setiap hari mereka berangkat dan pulang sekolah bersama bahkan mereka bermain bersama sehingga mereka semakin akrab, tempat bermain favoritnya adalah di rumah Listy yaitu di ruang bawah tanah, selain menghabiskan bermain di situ mereka mengerjakan PR bersama dan sering bernyanyi dan memutarkan sebuat kaset milik Matthew yang sering dipinjam oleh Listy yaitu lagu favorit mereka yang berjudul DO’A UNTUKMU KAWAN yang dinyanyikan oleh Julius Sitanggang.

Sudah dua tahun Listy tinggal di rumah Neneknya, namun tiba-tiba Neneknya meninggal karna serangan jantung mendadak. Kini Listy akan di asuh oleh pamannya di Kalimantan. Listy menjadi sedih karna harus berpisah dengan sahabatnya Matthew.

“Matt aku tidak akan tinggal lagi di sini, ucap Listy.”

“Kenapa?” jawab Matthew dengan kecewa.

“Aku di sini tak punya keluarga, jadi aku akan di asuh oleh pamanku di Kalimantan.”

Tiba-tiba Matthew meneteskan air matanya.

 “Aku harus pergi Matt, jadi kamu jangan sedih begitu ya.”

“Kapan kamu pergi?” tanya Matthew.

“Sekarang setengah jam lagi.”

“Kenapa mendadak?”

“Soalnya paman bisanya sekarang.”

“Apakah kamu akan kembali lagi?”

“Suatu hari aku pasti kembali, pastinya aku tak akan pernah melupakan persahabatan kita Mat, jadi kamu jangan sedih ya.”

“Oia, bisakah kau tunggu aku dulu, kamu jangan pergi dulu ya.”

“Kamu mau kemana Matt,” teriak Listy saat melihat Matthew berlari.

“Aku mau mencetak photo kita berdua waktu minggu lalu, photo itu satu-satunya kenangan kita.”

“Cepetan ya Matt.”

Matthew pun berlari menuju ke rumahnya dan mengambil kamera dan segera pergi ke tempat cetak photo.

Sudah setengah jam Listy menanti Matthew namun belum jua muncul namun Belda setia menemani Listy, dia pun ikut sedih atas rencana kepergiannya ke Kalimantan.

Pamannya sudah tidak sabar lagi untuk pergi, mereka sudah menunggu Matthew satu jam, akhirnya Listy masuk ke mobil dan pergi bersama pamannya setelah berpamitan pada Belda dan menitip salam pada Matthew.


25 tahun kemudian

Listy sudah menikah dengan orang kalimantan dan di karuniai seorang anak perempuan bernama Nayla yang kini sudah berusia 8 tahun. Kini suaminya mengalami kebangkrutan dan banyak hutang dalam bisnisnya yang mengakibatkan rumahnya di sita. Yang pada akhirnya ada jalan lain yaitu Listy dan suaminya terpaksa pergi ke Surabaya dimana harta satu-satunya yang dimiliki Listy adalah sebuah rumah yang ada di Surabaya yaitu harta warisan satu-satunya untuk Listy.

Kini Listy pindah ke rumah terdahulunya saat bersama Neneknya yang ada di Surabaya. Mereka pun tampak sibuk membereskan semua isi ruangan tersebut, karna terlalu lama tidak di huni. Dan tampak Nayla pun senang tinggal di tempat barunya tersebut karna dia sudah punya teman baru yaitu tetangganya yang di perkenalkan pada Ibunya.

“Mamah perkenalkan ini teman baruku,” ucap Nayla pada Listy.

Listy pun melihat teman baru Nayla yaitu seorang anak laki-laki bule yang tampak mirip dengan seseorang yang pernah di kenalnya semasa kecil dulu, tiba-tiba Listy teringat. Pasti ini adalah putra dari Matthew yaitu sahabatnya waktu kecil. Dan akhirnya Listy tidak sabar ingin berjumpa dengannya. Lalu Listy pergi ke rumah Matthew namun yang di temuinya adalah seorang wanita bule.

“Belda,” teriak Listy pada wanita bule itu dengan terkaget-kaget.

“Kamu kok tau nama saya, apa aku kenal kamu,” tanya Belda dengan mengernyitkan kening.

“Ini aku, masa kamu ga ingat, aku Listy yang waktu kecil pernah tinggal di sini, aku sahabat kakakmu.”

“Oia aku ingat, Listy apa kabar? kenapa kamu tidak pernah datang kesini, aku sangat merindukan kamu.”

Mereka pun berpelukan

“Oia apakah anak cowok itu anaknya Matthew dia sangat mirip dengan Matthew,” tanya Listy.

“Bukan dia itu anakku Lis,” jawab Belda denga wajah meredup.

“Lalu sekarang Matthew ada dimana?” tanya Listy yang tak sabar ingin berjumpa dengannya.

“Tunggu sebentar ya Lis.”

Tiba-tiba Belda membawa sebuah kotak dan menceritakan sesuatu pada Listy.

“Dulu saat kamu sudah pergi dengan mobil pamanmu, sebenarnya Matthew sedang berteriak memanggilmu dan berusaha mengejar mobil pamanmu namun sayangnya Matthew kecelakaan karna tertabrak mobil lain dan dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong. Sebelum meninggal Matthew berpesan padaku untuk menyerahkan beberapa benda yang ada di kotak ini, jika kamu datang lagi ke sini.

Saat mendengar apa yang di ceritakan Belda, akhirnya Listy menjadi lemas dan menangis karna menyesali karna tak menunggu lebih lama lagi waktu saat itu.

Listy mencoba pergi ke ruang bawah tanah namun Nayla mengikutinya. Listy mencoba membuka isi kotak tersebut. Yang ternyata isinya ada photo Matthew dan Listy waktu masih kecil, serta sebuah kaset Julius Sitanggang dan ada secarik kertas yang berisi,

“Hai sahabatku Listy jangan pernah lupakan aku yach, kamu adalah sahabat terbaikku, aku berharap kamu sering main ke sini. Jangan lupa sering kirim surat padaku, agar persahabatan kita tak pernah putus. Aku benar-benar sedih saat kamu akan pergi dari sini, oia kaset ini hadiah buat kamu jangan lupa dengarkan ya lagu yang berjudul “Do’a Untukmu Kawan”. Sampai jumpa lagi teman, I Love You sobat J

Listy pun mencoba mengambil kaset tersebut dan memasukkannya pada radio butut yang sudah usang namun masih berfungsi. Dan di dengarlah lagu tersebut dan Listy hanya menangis mengingat kenangan bersama Matthew sambil berkata maafkan aku Mat.


Berikut lirik DO’A UNTUK KAWAN - Julius Sitanggang

 Kau susuri jalanan yang sepi

Kala temanmu dalam mimpi

Takkau hiraukan apakan terjadi

Demi hidup yang kau jalani

Kau bertekad di dalam citamu

Berjuang ke masa depanmu

Walau badai pun akan menerjangmu

Pantang mundur dalam prinsipmu



Setulus hati wahai kawanku

Ku panjatkan do'a untukmu

Semoga Tuhan selalu melindungimu

Dalam menempuh cita2mu



Hadapilah dengan ketabahan sgala godaan dan rintangan

Hari bahagia yang selalu kau damba

Masa depan penuh bahagia




Cerpen Fiksi

Komentar