Tiada teman dalam hariku karna hatiku telah menutup hal itu, membatasi hal itu, kenapa? Tanpa sadar ku telah memutuskan harapan dalam mempercayai mereka. Apakah hal itu benar-benar yang ku inginkan? Tentu saja tidak. Karna semua masalah itu letaknya karna hati ini. Sungguh aku tak ingin lagi mencaci maki atas dosa dan kesalahan diriku sendiri secara aku sedang belajar tuk bisa menyayangi diriku sendiri.
Kau tau ada saat menurut mereka hal itu begitu mudah namun amat sulit bagiku, kenapa? Karna aku terlalu lama disini dalam rasa kurang perhatian, kurang disemangati, kurang pelatihan, kurang didikan ... Apa perlu aku menyalahkan orang tua. Sungguh merekapun sedemikian, karna kurangnya ilmu berakibat sang buah hati terhambat dalam masalah mengendalikan emosi.
Tuhan, hanya kaulah
temanku dalam sedihku dalam bahagiaku. Dan aku disini berasa bahwa
hidupku menjadi sia-sia karna tiket surga tak bisa aku miliki hanya
karna aku memutuskan hubungan persaudaraan.
Tuhan, aku yang tak pandai memaafkan dan melepaskan serta mengikhlaskan hingga marahku, benciku, dendamku terbelenggu dalam hati ini dan aku tidak tau harus bagaimana memasuki gelombang rasa mengikhlaskan itu.
Tuhan, aku disini hanya bisa memilih tuk tak kenal saja. Kau tau hatiku tak bisa menyapanya karna ego ini lebih besar dari rasa untuk bisa menerimanya. Oh Tuhan, kenapa juga dia disini sungguh dosa saja yang kian bertambah karna aku tidak bisa bilang bahwa aku menyukainya.
Tuhan, aku yang tak pandai memaafkan dan melepaskan serta mengikhlaskan hingga marahku, benciku, dendamku terbelenggu dalam hati ini dan aku tidak tau harus bagaimana memasuki gelombang rasa mengikhlaskan itu.
Tuhan, aku disini hanya bisa memilih tuk tak kenal saja. Kau tau hatiku tak bisa menyapanya karna ego ini lebih besar dari rasa untuk bisa menerimanya. Oh Tuhan, kenapa juga dia disini sungguh dosa saja yang kian bertambah karna aku tidak bisa bilang bahwa aku menyukainya.
Komentar
Posting Komentar