Langsung ke konten utama

Apa yang membuat pikiranku tertuju padamu yang membuat aku gila dan berdosa lagi


Maafkanku yang sia-sia ini. Kau lebih tau apa yang ada dalam hati. Bukan ku bermaksud tuk membiarkanku seperti itu lagi. Ku hanya tak tau lagi harus bagaimana. Karna godaan itu sudah terlanjur merasuk dalam jiwa. Entah nanti atau mungkin suatu hariku mengetahui apa yang perlu aku lakukan. Mungkin juga Tuhan berikanku hadiah yang luar biasa agar aku tenang.
Dan aku disini tak mengharapkannya, karna dia begitu istimewa dan tak mungkin aku bisa bersamanya. Walau begitu entah kenapa hati dan mata ini tertuju padanya, dan kau tau aku tak bisa membencinya dan menghargai apa yang dia yakini. Sungguh malaikatku, apa yang kau tangkap perihal do'aku untuknya. Kenapa dia menyimpan perasaannya untukku. Sungguh sang pendosa ini menjadi bingung hingga saat aku tampak mempermainkannya. Sungguh sulit aku berkata sesuatu yang membuat dia menjauhiku.
Ada saat kau juga tau jika aku begitu tampak tak jelas, tanpa pasti, tampak bodoh, tanpa respon, tanpa pernyataan ... Apakah kau tau jika aku tampak tak ingin bersamamu. Namun kenapa harapan itu masih kau simpan. Kau tau, aku disini miliki prasangka jika kau mencari sesuatu yang jelas dan itu lebih baik.
Sungguh malaikatku, aku tak mengerti dengan perasaanku yang sulit membencinya, ku hanya bisa berandai jika aku sanggupi mengabaikan kata orang tapi sungguh aku tidak bisa. Hingga aku berdo'a pada Tuhan berharap ada orang lain saja selain dia, dia, dia, dia ... Yang menyimpan harapan. Sungguh aku ingin hentikan keraguanku ini.
Apa yang membuat pikiranku tertuju padamu yang membuat aku gila dan berdosa lagi. Sudah cukup aku mencaci diri. Hingga saat kudapati sebuah jawaban jika ku hanya membutuhkan kasih dalam ketenangan itu namun hal itu belum pernah aku rasakan dan ku tak tau apa pengganti semua rasa yang ku inginkan itu.

Komentar