Langsung ke konten utama

Belajar dari manusia 4 jari

         Kata-kata baik, cerita baik, pengalaman mereka, aku temukan disaat kumendengar maupun ku melihat. Aku ingin lebih baik dari mereka, karna itu penyebab aku terdiam sesaat untuk menyimak cerita mereka. Ada banyak hal yang belum aku ketahui di dunia ini, bahkan untuk mengenal diriku sendiri masih dalam kata-kata tanya dalam hatiku. Aku oh aku, cintai aku, bahagiakan aku, senyumlah, cintailah, sabarlah, ku akan menjadikan diriku menjadi apa yang ku ingin, maka persiapkanlah mental ini untuk terbang kearah angin yang tak jelas, ikuti dulu, biasakanlah, kuatkanlah, maka aku akan melawan arah angin ini dengan kekuatanku.  
        Kau bertanya aku masih menjadi apa yang terdahulu. Hatiku ingin menjawab aku pun tak ingin apa yang kau ketahui olehmu tentang apa yang kualami. Aku malu untuk menceritakan apa yang menjadi milikku sekarang ini, dan kau mencoba untuk berempati padaku dengan tidak bertanya tentang sesuatu yang membosankan itu, tentang cerita yang paling penting yang masih tampaknya belum ada kemajuan. Walaupun kau tidak bertanya, aku senang kau lebih mengerti dari yang apa kuduga, tapi sekali lagi jangan khawatirkan aku, karna aku masih baik-baik saja. Aku tidak diam dan aku sedang sibuk mengasah apa yang menurutku hal itu adalah potensiku.
        Aku tahu hal yang paling penting dari setiap detik itu sudah berlalu. Aku menumpuk kesalahan, kegagalan, dosa, putus asa, tangisan, gila dll. Aku telah mengalami yang tak pernah ku kira itu. Bercampur aduk rasa dalam hati, ingin segera mendapatkan apa yang kuimpikan. Namun tak kunjung dapat.
        Hari sabtu ini aku duduk sendiri diperpustakaan dan membaca kisah seorang anak remaja korea yang yang hanya memiliki 4 jari saja dalam dua tangannya, walaupun seperti itu dia sangat optimis dalam menjalankan hidupnya, dia adalah seorang pianis yang sangat pandai memainkan pianonya. Sungguh aku malu padanya, karna aku yang jauh lebih normal darinya masih saja mengeluh pada Tuhan. Tak sengaja aku mendengar ada seseorang yang sedang saling berbagi pengalaman, aku membaca sambil mendengar apa yang memang terdengar olehku. “Dalam setiap do’a kita, Tuhan tak pernah tidak mengabulkan do’a kita, dan hanya waktulah yang dapat membuktikan apa yang pernah kita minta,” itulah kata-kata seseorang yang membuat aku sedikit lega dari setiap ketakutanku, keraguanku dalam menjalankan hidupku sendiri. Hanya waktulah yang dapat merubah segalanya, dan saat inilah yang dapat mendominasi dari segala perubahan itu. Perjuangan dalam perjalanan hiduplah yang paling berperan penting dari makna hidup yang sebenarnya, bukan dari hasil yang sudah dicapai.
        Terimakasih pada yang sudah memberiku waktu untuk berhenti sejenak dalam menyimak sesuatu yang membuat aku sadar, bahwa hidup ini sangat menarik yang membuat aku keras berpikir dan menjadi pusing tujuh keliling untuk mencari makna hidup yang aku cari, walaupun seperti itu aku sangat menikmati apa yang membuat aku pusing tersebut, karna jika semuanya  serba instan maka  aku malas dalam bertindak. Hari ini aku hanya perlu untuk bersyukur bahwa Tuhan sangat sayang padaku.
        Semakin baik dalam berkata, maka harus semakin baik pula dalam bertindak. Aku ingin membuktikan semua itu, walaupun masih lama apa yang mungkin terjadi.
        Aku yang disini masih bertahan, apa yang kuyakini. Biarkan aku keras kepala dalam mencapai apa yang kutahani demi agar aku menjadi kuat. Walaupun suatu hari aku mengetahui, sebelah mana yang salah dari setiap apa yang kulakukan pasti aku akan mengetahui dan mencoba mengubah apa yang memang harus kuubah.
        Lama sekali, namun sebentar apa yang kurasa. Melewati yang sudah dijejaki begitu sangat mudah, namun apakah jejak tersebut benar-benar membekas yang membuat aku tahu arti dari setiap jejak tersebut. Help me, aku masih memohon dan meminta tolong pada diriku sendiri, tolonglah yakinkan, barakan semangat setinggi-tingginya, jangan dengarkan bisikan-bisikan yang tiada arti. Walaupun perjalanan masih panjang, namun apakah hal itu dosa. Tuhan tak pernah pertanyakan kenapa jalanku masih panjang.
          Aku akan melawan diriku sendiri dengan pedang yang lebih tajam, sudah aku runcingkan dan kuatkan dengan banyak membaca, menulis, mendengar, pengalaman, sabar, do’a, perjuangan keras, belajar, senyum, tak peduli, karya, hikmah, cinta, tahu diri, instropeksi diri, memperbaiki, mengasah, bahagia, menikmati, yakin.

Komentar