Langsung ke konten utama

Ingatlah saat ...



Ingatlah masa dimana aku begitu sangat mengharapkan itu.
Ingatlah saat ku begitu tak peduli berapa uang yang dihabiskan untuk ...
Ingatlah saat ku begitu selalu ingin dekat dengannya.
Ingatlah saat ku begitu tak merasa lelah dalam setiap mengerjakan ...
Ingatlah saat ku begitu setia tuk ...
Ingatlah saat ku berjalan jauh dalam mencari sesuatu dan ku dapati tangan kosong.
Ingatlah saat begitu cerianya aku.
Ingatlah saat mereka berada disekitarku penuh kebisingan canda dan tawa.
Ingatlah saat ibu dalam sendirinya dan terkantuk-kantuk sambil menanti sesuatu.
Ingatlah saat ku menunggu terlalu lama dan ku tak pedulikan lagi hal itu.
Ingatlah saat mata ini bekerja keras terus-menerus.
Ingatlah saat ku tuliskan ribuan kata-kata rahasia dalam kertas-kertas kosong bekas itu.
Ingatlah saat ku pandangi langit biru muda, putih, gelap ...
Ingatlah saat ku selalu duduk di balik jendela.

Ingatlah saat betapa hatiku sangat bahagia, sangat bersedih dengan alasan yang mungkin mereka tak pernah pahami, betapa tiada lelahnya ku sembunyikan sebuah rahasia karna mungkin ia setengah hati ini tiada percaya siapapun. Namun kini tinggal saat ini, yach saat ini dengan membawa segala perasaanku yang senantiasa berubah-ubah sebagaimana cerita apa yang kan membawaku.
Ingatlah saat betapa ku mengharapkan itu hingga pengorbananpun memang tiada rasa, hati menggebu dan semangatnya aku tuk meraih hal itu hingga ada saat tubuh, pikiran ini roboh karna ku terlalu keras menyakiti tanpa ku sadari.
Ingatlah saat dia masih ada dan membutuhkanku, ingin ku tak sesali jika ada saat dunia mengejutkanku karna dia tiada bersuara lagi selamanya. Namun apa daya ku sesali lagi atas kesalahan diri yang tiada diperbaiki.

Komentar