Kau tau kenapa aku tiada benci untukmu, sekalipun kau marah seperti itu, aku tau kadar kecewamu begitu tinggi berkat rasa cintamu serta harapanmu yang terlalu tinggi pula. Sungguh biarlah aku lepas dengan kata-kata yang menyakitkan agar kau pergi tanpa menyapaku lagi. Sungguh upayamu dimataku tampak biasa-biasa saja, bukan berarti aku tak menghargaimu namun ada hal lain yang sering aku katakan dan kau tak jua pahami hingga saat kau tak pernah tau betapa gelisahnya aku saat kau menyapa sedemikian.
Kau tau kenapa aku tiada benci untukmu, karna kasih sayangku lebih besar dari keegoisanku, hingga saat sekalipun nyatanya kau yang bersalah, akulah yang paling ingin dapatkan maafmu. Namun entahlah, ku hanya dapati jawabanmu sebuah benci yach sebuah benci. Sungguh harusnya kau tau betapa fatalnya kesalahanmu dimataku tapi sikapmu seolah hal itu biasa saja. Dan kau hanya bisa mengcopas perkataanku namun kau masih tidak tau juga apa kesalahanmu, sungguh wajar jika aku melepasmu jika sikapmu sedemikian, kelak seiring waktu kau kan tau kenapa ini terjadi, kelak kau lebih dewasa dan pahami maksud apa yang aku katakan selama ini.
Kau tau kenapa aku tiada benci untukmu, karna aku bisa merasakan akan apa yang kau butuhkan dariku. Hingga saat kau melebihi batas dari apa yang kau inginkan dan sungguh hal itu adalah kesalahan fatal yang membuat hatiku tak pernah tenang, sungguh ku tak mengira jika kau seperti itu. Dan sungguh Tuhan memberi sebuah petunjuk dari setiap pertanyaan yang pernah membuatku bimbang.
Kau tau kenapa aku tiada benci untukmu, hingga saat ku masih bertahan, menanti, memberi waktu, dan memberi kesempatan untukmu untuk diriku sendiri ... namun apa yang ku peroleh darimu, yang tampak hanya kabar kesalahanmu saja dari waktu ke waktu hingga saat aku muak.
Kau tau kenapa aku tiada benci untukmu, karna aku ingin lebih mencintai Tuhanku, hidup ini ... lewat bimbinganmu, namun apa yang ku lihat hanya 5% saja, selebihnya kau tak ada bedanya seperti kotoran di pinggir jalan.
Kau tau kenapa aku tiada benci untukmu, hingga saat tiada kata-kata menuju pertengkaran saat kita berjumpa, karna hati ini tak tega, tak sanggup memeluk kesedihan yang mungkin kau belum siap menerima hal itu.
Kau tau kenapa aku tiada benci untukmu, karna aku mencintaimu karna kasihan dan dari pada aku kecewa di masa yang akan datang lebih baik aku lepas selamanya.
Kau tau kenapa aku tiada benci untukmu, karna kau tidak tau betapa aku miliki luka tersembunyi yang sulit aku sembuhkan dan mungkin perlu waktu aku tuk bisa melenyapkannya, dan lebih baik aku akhiri disini, karna nyatanya Tuhan belum merestui hingga saat Dia selalu memberi petunjuk yang membuat aku sulit sekali sekedar bersua dalam nyata.
Komentar
Posting Komentar