Diaryku kini dan dulu

Sejak kecil ku sudah terbiasa menulis kehidupanku sehari-hari, entah dalam buku catatan, buku diary atau kutuangkan dalam hati saja. Diary, kau sangat berharga untukku namun rasanya sangat haram untuk dibaca oleh orang lain. Setiap kali ku selesai menulis ada saatnya kusobek dan kubuang serta kubakar kertas-kertas itu karna ku tak ingin melihat tulisan-tulisan itu lagi, karna tulisan tersebut terlalu banyak mengandung kata-kata keluhan serta banyak rahasia-rahasia yang jangan sampai diketahui oleh siapapun terutama keluarga. Dan kuharap dengan membakar kertas-kertas itu ku bisa melupakan hal-hal yang tiada manfaat.


Diaryku, ketika ada saatnya kau masih ada dalam catatan yang belum sempat aku buang keberadaanmu, lalu aku baca kembali diary masa laluku, sungguh diaryku kau begitu sangat menyedihkan sekaligus tak menyangka aku bisa menuliskan kata-kata yang rasanya bukan aku yang menuliskannya. Kau tahu rasanya aku tak menyesali apa yang pernah aku lakukan saat itu. Biarlah para sang antagonis itu pernah melukaiku yang menyebabkan rasa trauma berkepanjangan. Namun ketika itu ku bertanya pada Tuhan "kenapa semua ini terjadi padaku?"  ku hanya bisa mengambil kesimpulan, "kelak jika ku dewasa aku tak boleh seperti mereka."

Diaryku, janganlah kau mengingatkanku pada rasa sakit hati, namun ingatkanlah aku pada kekuatan serta penebar kebaikkan, lupakanlah dan maafkanlah mereka juga diri sendiri. Semua yang mereka lakukan hanya sekedar iklan yang menyesatkanku dan memang harus dihindari bukan untuk diingat-ingat apalagi dendam. Ku harap diary kebaikkan sampai ke dalam hatiku.

Diaryku, sang pemalu yang enggan dibaca oleh siapapun, biar saja aku dan Tuhan saja yang tahu namun terkadang malaikat dan syetan selalu berperan penting dalam diaryku. Mereka juga sibuk mempengaruhiku dalam menulis diaryku yang terkadang mengarah pada kebaikkan atau sebaliknya, bisakah kalian tidak ikut campur dalam diaryku kalian sering sekali mengintip diaryku. Walaupun isi tulisan diaryku mengandung emosi yang besar bukan berarti di dalamnya ada niat buruk, ku hanya ingin diaryku menjadi sahabat serta bisa mengobati hati yang luka.

Kini diaryku mengalami perubahan sesuai perkembangan jaman, dimana dulu hanya menuliskannya cukup dalam kertas saja kini diaryku bisa disimpan dalam dunia sosmed. Diary kini dan dulu sangat berbeda, dulu cukup diri sendiri yang tahu kini seluruh dunia boleh melihat isi diaryku. Sungguh diaryku kau sekarang sudah tak punya malu lagi, bahkan saat kau membenci, mencintai, saat sakit hati bahkan membicarakan aib sendiri dan orang lain dll kau bangga tebarkan dalam FB, twitter, blog dll. Kalaupun sebagian tak mengakui jika itu bukan diary, bagaimanapun sebuah curhatan yang berisi kegalauannya ga jauh beda dengan isi diary.

Ku harap isi diaryku mengarah pada kebaikkan bukan sekedar kegalauan, yach aku tahu semua tulisanku mengarah pada curhatan ku harap isinya bermanfaat. Dan ku harap jika ada banyak kesalahannya ada yang berani memperbaiki dan berkomentar jika hal itu adalah salah. Karna bagaimanapun di dunia ini mana ada manusia yang benar secara sempurna.