Langsung ke konten utama

Bayangan



Hidup ini sebenarnya hanya menjalani saja. Aku disini meramaikan dunia yang sudah ramai semakin ramai. Namun kata sepi dari diri selalu menjadi topik masalah aku. Akulah di dalam aku. Bayanganku apakah ada hati di dalam bayanganku. Dia hitam dan gelap mengikuti segala gerak-gerik langkahku. Jika tidak ada bayangan apa namanya. Apa fungsi dari bayanganku itu. Dia mengikuti namun tidak jahat maupun tidak menolong. Jika tidak  ada bayanganku maka artinya tidak ada aku.
Aku menanti di tiga tahun ini. Aku sudah cukup menanti, namun aku tetap  menanti. Aku  hanya menanti diriku sendiri saja, yaitu hatiku.  Orang lain, buku-buku baik, kata-kata baik dll, yang berusaha untuk mempengaruhiku tidak dapat membantuku selain diri aku sendiri. Hanya akulah pengubah diri ini bukan orang lain.
Aku yang ada dalam aku, akan bertanggungjawab untuk diriku sendiri. Aku yang ada dalam aku, mencoba mencari jawaban dari segala ketidaktahuan ini. Aku yang ada dalam aku mencari segala kerumitan menjadi kemudahan. Aku yang ada dalam aku mencoba menahan dari segala tidak tahan menjadi kesabaran.
Lanjutkan  dari segala harapan. Apa yang aku suka, apa yang membuatku tidak tahan, apa yang membuatku bingung, apalagi yang aku cari dalam hidup ini, apa sebenarnya tujuan hidupku ini.
Paling senang adalah ketika orang senang karna aku, paling sedih adalah ketika orang sedih karna aku. Aku terlalu memikirkan orang lain selain diriku sendiri. Dan terkadang aku terlalu ego untuk memikirkan diriku sendiri daripada orang lain. Kedua  hal yang pernah aku lakukan tersebut apa hasil dan manfaat dari kedua hal tersebut.
Aku berlaku dewasa disaat kecil, dan ketika dewasa aku berlaku seperti anak kecil. Sebenarnya ada apa denganku. Apakah duniaku terbalik. Aku menyadari dan benar-benar sangat sadar apa yang menjadi setiap kesalahanku, namun sayangnya aku enggan untuk mengubahnya karna  aku gengsi. Sebesar apakah gengsiku itu? Sehingga membuat aku merasa paling benar didunia ini. Itu sudah  berlalu tidak separah dulu, kali ini mungkin gengsiku agak sedikit berkurang. Dulu aku begitu egois, pemarah, mudah sakit hati. Kalau pun hari ini aku masih seperti itu, tapi yang penting tidak separah dulu.
Aku yang selalu menganggap diriku berani, merasa tahu segala hal padahal tidak tahu apa-apa, sebenarnya hal itu adalah kepura-puraan, agar aku  merasa hebat bagi diriku sendiri. Setidaknya aku melakukan hal itu, agar aku menjadi berani beneran dan menjadi serba tahu.
Maafkan aku untuk aku,  yang belum bisa membahagiakan diriku sendiri. Kebahagiaan seperti apa yang kuharap itu.


Komentar