Silahkan mencicipi
hal yang baru dan asing itu. Biarkan cara lama berubah menjadi cara baru. Karna
hal baru bisa menambah wawasan dan perubahan yang tak terkira. Sudah saatnya
beraksi, dari sekian lama tertidur karna tak pernah terpikirkan.
Dari manakah
datangnya ilham itu? Rasanya sangat langka jika ilham itu tiba-tiba hadir dalam
hati dan pikiranku. Tadi itu rasanya aku sedang menemukan diriku. Jika aku
sudah menemukan dunia yang kuanggap aku banget, maka aku merasa aku
sudah menemukan duniaku. Walaupun dunia yang pada saatnya sangat melelahkan,
tapi hal itu adalah nikmat yang tak terkira karna aku benar-benar menjalani apa
yang benar-benar membuatku sangat bergairah.
Untungnya aku pernah berdo’a, entah do’a
yang sudah terlupakan atau aku berdo’a dengan permintaan yang sama namun dengan
cara berdo’a yang berbeda. Lagi-lagi dunia memang sebuah kejutan.
Merubah itu sesuatu yang aneh, unik dan refresh, berubah
itu menjadi beda dan membuat aku terkesima. Berbeda itu adalah satu yang tiada
duanya.
Banyak sekali yang belum aku ketahui di dunia ini. Dan
pada saat ada satu yang paling dicari itu muncul dalam permukaan, aku
benar-benar ingin menari diatas kertas-kertas yang masih polos.
Aku ingin membuat berantakan apa yang sudah aku cari dari
berbagai kepusinganku. Terimakasih atas takutku yang dulu, karna awal dari
takut aku menemukan keberanianku.
Aku masih menatap si kasihan tanpa bantuan dari tangan
ini
Aku tahu siapa aku ini
Tahu benar tahu salah
Yang sebenarnya so’ tahu
Karna jelas tahu namun mana bukti bahwa aku mencintainya
Aku yang masih hinggap dalam hati ini
Belum terbang bebas membawa diriku sendiri
aku tidak berhak menjadi orang yang paling menangis
ternyata mereka yang baik hati saja yang berhak menangis
karna mereka sangat berguna walaupun tenaganya hampir
habis
namun kekuatan hatinya melebihi kekuatan tenaganya
aku mencintai orang seperti itu
yang membuat aku malu akan diri ini
yang tak pernah memakai kebaikan hati
menjadi kebaikkan orang lain
maafkan aku yang masih menatapmu saja
Jika aku terlalu memikirkan untuk orang lain, maka aku
terlalu keras dan mengakibatkan lamban dalam sesuatu yang sedang kulakukan.
Bagaimana kalau aku memikirkan untuk diriku sendiri saja. Biarkan aku berkata
mengalir dengan bebas tanpa peduli memikirkan orang lain. Kini aku bisa
menjelajah lagi apa yang sedang ku cari. Aku berjalan penuh semangat tanpa
memikirkan orang lain. Karna suatu saat nanti aku adalah untuk kamu. Dan saat
ini biarkan aku menjadiran diriku aku untuk aku seorang saja.
Tangan ini berlari menuju arah apa yang sedang
terpikirkan. Bingung memang jika dipaksakan untuk terlalu keras berpikir. Yach
bagus sekali aku menulis menggunakan hati saja, biarkan hati yang berkata.
Biarkan hati yang menguasai tulisanku. Biarkan hati mengeluarkan yang ada dalam
pikiran secara alami dan spontan.
Sekali lagi aku yach aku, aku adalah aku. Orang itu
adalah aku. Orang yang paling dicari dalam diri adalah aku. Sahabat yang paling
dicari adalah aku. Mencari surga itu adalah untuk aku.
Bagaimana jika aku begini
jika aku begitu. Aku yang merasa lelah harus tetap hidup menuju yang benar,
walaupun aku masih di tempat yang
masih salah. Tapi aku sekarang lagi latihan untuk menulis
apa yang kurasa. Aku mencoba jujur pada diriku sendiri, ternyata sulit juga
yach. Aku sebenarnya sangat menyayangi diriku, namun aku selalu kasar dan
mendzolimi diri sendiri secara sengaja dan tak sengaja. Namun aku merasa apa
yang kulakukan terasa baik, sangat baik sekali yang membuat aku menjadi nyaman.
Aku yang yang masih menjelajah duniaku sendiri juga
memohon pada diriku sendiri untuk menjadi atau bertmbah benar dari yang salah.
Arungan hidup seperti apa yang kuharap takkan pernah kuharap, hanya Tuhan yang
memberi jalan sema ini. Aku hanya perlu melanjutkan hidup dan memperbaiki yang
salah-salah saja. Aku diam namun lelah berpikir karna tak jua menemukan apa
yang menjadi gairahku. Tapi disaat kumembaca aku benar-benar aku menemukan hobi
yang paling aku cari itu.
Awalnya aku memang ingin
sekali memiliki banyak sekali buku untuk aku baca. Namun jangankan membeli aku
tak sepeserpun bisa membeli buku. Aku hanya pemungut dari apa yang kulihat dan
kutemukan. Aku mengemis yang terlihat, aku
sekali membaca, apalagi bacaan yang membuatku
berekspresi.
Aku pergi ketoko buku bukan untuk membeli buku tapi hanya
untk melihat dan membaca dan saat sampul plastik menyelimuti buku yang masih
baru aku tak bisa membukanya selain ada seijinnya, kalaupun dibuka plastik
tersebut, maka aku harus membeli. Namun apadaya aku tak mampu untuk membeli
buku tersebut, mana ada uang. Aku hanya membaca bagian belakang buku saja,
walaupun hanya sederetan kata namun hal itu sangat berguna untukku.
Aku yang pergi ke warung sayur ibuku, aku memungut dan
mencari buku-buku yang bisa dibaca. Aku menemukan berbagai buku bekas, dari
buku pelajaran, koran olahraga, majalah, buku agama dll. Aku menemukan banyak
buku dari warung ibuku. Bisa-bisanya mereka membuang buku mereka, padahal buku-buku
tersebut masih utuh dan bagus kalau beli tentu saja mahal. Ini untung buatku,
aku membaca menjadi serba tahu dari apa yang kupungut tersebut.
Aku yang belum jua tak pernah memiliki buku yang baru,
buku berguna bukan buku-buku pelajaran seklah bukan pula buku berbau pelajaran.
Aku ingin sebuah buku seperti buku tentang kehidupan. Apa sajalah yang penting
buku yang bisa membuat aku tahu akan kehidupan ini, atau buk yang bisa
membantuku untuk mengubah perilakuku.
Akhirnya seumur hidup baru pertama kali aku membeli buku,
karna waktu itu aku kuliah yang berhubungan dengan kehidupan. Maka aku membeli
buku habits. Buku yang belum aku pahami namun suatu hari aku pahami. Bukunya
benar-benar sangat berkualitas bagiku.
Komentar
Posting Komentar