Langsung ke konten utama

Tidur Lagi

Kadang pagi seperti malam, kadang malam seperti siang, kadang siang seperti beranjak malam dan kadang sore seperti beranjak pagi. Waktu yang berputar sama saja arahnya, kini akan kuubah apa yang sering aku lakukan dalam melewati hariku yang pernah ku lewat itu.    
                                                                              
Sayang sekali aku tertidur disaat bulan dan bintang sedang tersenyum. Sayang sekali aku tertidur disaat burung-burung bernyanyi disaat mentari pagi paling ceria. Sayang sekali aku tertidur disaat warna-warna dunia terlihat dengan jelas. Langit dan lautan begitu biru, bunga-bunga beraneka macam warna dan bentuk, daun-daun hijau menari-nari tertiup angin damai si sepoi-sepoi, kupu-kupu dan burung-burung, ramai mencari makanan sambil bermain-main dengan sayapnya. Dan aku sibuk dengan dunia alam tidurku.

Aku terbangun dan enggan tidur lagi, karna ingin melihat dunia yang penuh warna itu namun aku tetap saja mengantuk membuatku tak tertahan ingin segera tidur lagi. Ada apa dengan si ngantuk ini, tak lelah namun mengantuk, sudah tidur namun mengantuk lagi, sibuk atau tak sibuk tetap saja mengantuk.

Ingin ku lihat malamku, pagiku, siangku, soreku, malamku, dan fajarku. Namun tetap saja aku mengorbankan salah satu dari mereka, karna aku memang mengantuk dan tertidur. Akhirnya aku berhasil melewati malamku, siangku, soreku, malamku, dan fajarku namun esok harinya aku tidak bisa melihat semuanya karna aku tertidur dalam satu hari.
 
Dunia yang kulihat itu ternyata hanya bisa sebentar-sebentar saja. Singkat sekali ternyata hidup ini, melewati hari dengan segala perasaan suka duka. 

Matahari tak pernah absen menyinari dunia. Malam, pagi, siang dan sore tetap bekerja tanpa lelah, mereka saling bergantian melakukan tugasnya. Dan aku hidup bergantung pada yang silih berganti itu sampai aku tak bisa melihatnya.
 
Wahai alam jika kau bisa berkata padaku. Selama ini kau pasti banyak mengalami berbagai hal yang tidak aku ketahui. Bisakah kau ceritakan padaku bagaimana pertama kali menjadi bagian dari dunia ini. Bisakah kau bercerita tanpa kami mencari apa jawabannya. Pasti ini semua hanya Tuhan yang tahu. Aku tidak bisa meminta Tuhan untuk menjelaskan semua ini. Terlalu jauh aku ingin mengerti.


Kau pasti untuk aku dan aku pasti untuk kamu. Kita adalah satu menjadi dua dan menjadi banyak. Bagaimana bisa jika aku berkata dunia ini begitu sepi. Jelas-jelas ramai sekali. Sepi itu apa? Tapi jika tak ada sesuatu pun melihatku maka hal itu adalah sepi. Apakah aku kesepian? 

Segala sesuatu yang paling penting memang tidak terlihat. Tuhan dan malaikat yang melihatku setiap hari aku tak melihatnya dan bahkan aku tak merasakan keberadaannya, pantas saja aku leluasa berbuat dosa. Tuhan dan malaikat yang melihatku setiap hari aku tak melihatnya namun aku percaya akan keberadaannya, maka aku sempatkan menjalankan sebuah kebaikkan.
 
Baik dan buruk ada padaku. Hidup ini hanya mengejar mati. Mati itu sebuah pertanggungjawaban. Kenapa manusia seperti aku hanya bisa menyadari ketika sesuatu yang buruk menimpaku. Aku takut menyesal apa yang kulakukan karna tidak memperbaiki yang salah pada diriku, jelas-jelas aku menyadari hal itu adalah salah. 

Melawan hati lagi. Aku masih dan masih melawan hati yang masih berubah-ubah seperti bunglon. Aku ingin apa dari bingung ini?            

Komentar