Aku yang mencoba memotret diri dalam diary, mencoba ingin
menemukan aku yang seperti apa. Karna dari sekian perjalanan hidupku adakah
yang berkesan yang membuat aku semakin kuat dalam menghadapi hidup.
Adakalanya aku merasa senang, adakalanya aku merasa
sedih. Aku setidaknya merespon apa yang sudah menimpa diriku. Untuk apa bisa
tertawa jika ada yang lucu. Untuk apa aku bisa mengeluarkan air mata karna
bersedih. Jika aku dituntut untuk merasa mudah dalam segala hal namanya bukan
untuk memperkuat melainkan melemahkan diriku.
Aku yang memotret diri dalam diary mencoba menjelajah apa
yang sedang kudaki. Jauh dekat, rumit atau mudah, biarkan semua itu mengalir
seperti air mengalir. Ketika ada batu sandungan biarkan aku melewatinya, karna
jika aku tidak melewatinya maka aku takkan pernah bisa pergi menuju tempat
tujuan.
Wahai cinta, wahai benci, wahai hati yang selalu
berubah-ubah. Biarkan aku memasuki surga dengan sesuatu yang pernah kuucapkan
do’a kebaikkan. Tuhan dan malaikat adalah saksinya. Aku pernah mengatakan
tentang kebaikkan. Tapi ku mohon wahai jiwa yang baik do’akan aku selalu
menjadi manusia penghuni surga yang paling diharapkan.
Wahai hati yang sedang gundah, aku tahu kau menunggu
sesuatu yang bisa membuat dirimu senang demi menyenangkan orang lain. Tapi
sudahlah biarkan yang kau miliki pakai saja tak usah menunggu yang entah kapan
datangnya. Jadikanlah kekurangan dan kelebihan menjadi modal dalam mencapai
impian. Jangan karna Tuhan tak kunjung mengabulkan do’a, kau berbuat
pelanggaran yang sebenarnya kau tahu bahwa itu adalah hal dosa. Lagi-lagi hati
kecilmu selalu bilang untuk jangan melakukan hal yang buruk saja, karna jiwa
baikmu memang selalu berusaha menolongmu kearah yang baik. Kau sebenarnya
pernah berdo’a untuk kebaikkanmu, maka Tuhan tak mungkin melupakanmu.
Saat semangat membara dalam ingatan, aku mencoba
melakukan tekad dengan semangat membara, namun entah apa yang terjadi semangat
membara itu hilang dan berbalik arah menjadi 180º, entah apa maksud hati
berubah seperti itu dengan tiba-tiba. Apakah aku amnesia atau ada bisikan lain
yang tak tahu bagaimana aku melawan hal itu. Aku seolah sedang bekerja sama
antara si baik dan si salah, apakah mereka sedang berteman dan saling
mempengaruhi.
Ada sisi lain dari sisiku. Ada dua sisi dalam diriku.
Hitam dan putih memang tak bisa dipisahkan sebenarnya mereka saling
membutuhkan namun aku harus menempatkan keduanya pada tempatnya yang paling benar.
Banyak arah yang harus ku lewati. Ada jalan mudah dan
jalan sulit atau jalan pintas juga jalan paling sulit dan panjang. Atau kadang
aku bingung sehingga memilih diam atau berputar-putar tanpa arah tujuan yang
tepat. Aku tidak bertanya atau bertanya aku pernah mencoba keduanya. Hanya
keberanian saja yang menjadi pemenang dalam menjalankan hidup ini.
Komentar
Posting Komentar