Apa yang ada dalam diri. Mencoba bertahan dengan kesabaran.
Disana aku tahu ada yang tertawa, tak melihat atau mengenal namun sudah tahu
rumus sebuah bagaimana cara mengatasi kesulitan dalam mencapai impian. Terima
kasih pada penemu dan penolong mimpi. Kau berusaha memperbaiki keadaan, walau
semuanya belum tergapai.
Aku yang sedang melihat diriku di dunia yang tidak nyata.
Aku tersenyum berjalan-jalan melewati baunya aroma pemandangan hijau. Aku dan
kawan-kawan berkeliling mengitari wajah yang begitu megah. Akan ku potret wajah
cantik dan megah itu yaitu sebuah lukisan yang tidak ada tandingannya sebuah
lukisan Tuhan. Aku ingin menyentuh, namun tangan ini tak lebih seperti semut
yang ingin menggenggam, menatap pun masih kurang lebar karna saking luasnya . Aku
sangat kecil aku pasti sangat kecil. Kecantikannya telah menandingiku, ternyata
aku tidak ada apa-apanya.
Hari ini aku sangat beruntung bisa menatap sebuah
pemandangan megah itu. Warna-warna telah memancarkan dari pesonanya. Kau sangat
jarang terlihat, karna kecantikkanmu memang terkadang membuat orang celaka bagi
yang tidak berhati-hati. Aku yang jauh mencarimu, semua orang jauh mencarimu,
karna ingin mencium aromamu karna ingin melihat dunia lain yang begitu indah.
Aku disini menanti untuk saat ini.
Terimakasih telah menjadi bagian cerita hidupku. Karna kau aku bisa
menghirup udara kedamaian. Karna kau aku merasa melihat Tuhan. Jika aku melihat
hijaumu, birumu dan warna-warna cinta alammu aku begitu sangat bahagia. Jika
seperti ini aku tak ada apa-apanya, dan jika begini untuk apa aku menangisi
karna aku merasa tidak ada apa-apanya. Aku luas dalam diriku, kenapa selalu ada
kata sepi.
Di dalam sendiri aku berkata sepi, itu tidak benar. Aku
sendiri lebih damai dari yang tak terkira. Pikiran ini begitu luas. Aku bisa
menjelajahi duniaku sendiri. Tapi tetap aku berhati-hati dalam kesendirianku.
Karna ada kotoran atau racun dalam pikiran yang masih menjelajar keseluruh
tubuhku lewat aliran darah. Pantas saja tak heran aku bertemu dengan si pecandu
egois, porno, benci, putus asa dll.
Remote controlku ada dalam diriku. Aku robot bagi diriku
sendiri. Jika ada yang macam-macam aku harus bereaksi dengan cepat dan pada
tempatnya. Apakah aku mencari dukungan. Jika aku ingin selalu hidup sendiri,
jawabannya tidak mungkin. Aku selalu membutuhkannya, bahkan dalam khayalanku
aku tetap mencari dukungan. Tanpa dukungan aku manusia yang mana dan bingung
lagi, berputar-putar ditempat yang sama tanpa berjalan kearah tujuan yang harus
dipijak.
Ribuan kata-kata bahkan lebih masuk kedalam pikiran yang
masih tetap membutuhkan pilihan mana yang akan menjadi harapanku. Apakah aku
masih bingung. Dalam sendirimu kau masih berkata bingung. Cobalah untuk berkata
maka kau akan menemukan dirimu yang seperti apa.
Di dalam cerita
ada cerita. Di dalam cinta ada cinta didalam cinta ada benci, di dalam benci ada cinta, didalam benci ada benci.
Marahkah, sayangkah. Ekspresimu mencerminkan hatimu, benarkah. Bagaimana jika
seorang munafik bisakah masih terlihat bahwa sebenarnya dia tampak jahat namun
hatinya sangat baik, dia tampai baik bagaikan malaikat namun hatinya bagai
iblis. Bisakah aku temukan aku dalam diri, seperti apakah diriku itu.
Jari-jari yang sedang menari diatas kertas. Dia sedang
mencari yang ada dalam dirinya lewat pikirannya, kemudian memuntahkannya
melalui jari-jari ada perintah pikiranku. Pikiranku hadir dari sebuah protesku
tentang sebuah rasa, entah itu rasa cinta, benci, marah, takut, bahagia, dll.
Aku ingin menemukan diriku dengan kejujuranku.
Hati memang memiliki dinding. Tak bersuara namun bisa
memerintahkan lewat mulut lewat pikiran yang sedang dirasa. Suara dari manakah
hati ini ada suara-suara yang hadir yang tampaknya berasal dari dada ini. Aku
hanya sebuah tubuh, namun aku sempat-sempatnya banyak berkata tanpa mengenal
lelah aku bicara pada diri sendiri. Berbeda dengan ketika aku banyak bicara
lewat mulutku, rasanya begitu lelah dan membosankan saking terlalu
banyak bicara.
Hati hanya sebuah daging biasa tak ada bedanya dengan
tubuh-tubuhku yang lain. Seluruh tubuh ini rasanya berbicara pada dirinya
sendiri. Melakukan atas kehendak dirinya sendiri, jika sudah terasa sakit. Dia
memprotesku pada pikiran sadarku untuk mengobati dari yang rasa sakit itu.
Pikiran adalah segalanya. Otak ini fungsinya sangat luar
biasa. Otak ini seperti pusat dari segala aktivitas tubuhku. Dia adalah remote
contol untuk tubuhku. Otak hanya seberat anak kucing sekitar dua setengah
kilo. Namun dia berperan penting dalam segala hal. Jika membahas tentang hati,
berarti hati ini juga relasi dari otakku, sama hal nya seperti organ tubuhku
yang lain.
Pikiran bisa menciptakan dunianya sendiri. Seperti apa
yang kurasa atau seperti apa yang ingin kurasa.
Komentar
Posting Komentar