Damaikan aku pada
hatiku, hilangkan rasa beban yang tercipta. Aku disini menghibur diri dengan
mendengar tentang cinta melalui musik. Karna sangat lelah ku melakukan yang
tiada berarti dan menunggu yang tak pernah datang, dunia semakin sempit tertuju
padaku. Ada apa denganku? Yang masih mencari jati diri, menangis setiap hari,
tak kunjung selesai apa yang ku pikirkan itu.
Wahai senyum jadilah kau teman sejati
seumur hidupku. Siapakah orang paling cantik didunia ini, selain sebuah
senyuman. Aku sangat merindukan aku yang mana, aku sangat merindukan aku yang
damai, aku sangat merindukan ketenangan, dan aku merindukan aku yang rajin
serta kreatif. Seiring waktu aku merasa hidup begitu hampa tiada yang
menggairahkan. Kalaupun aku pernah berdo’a kirimkan teman yang aku cari selama
ini, namun setelah kutemukan hal itu tiada berarti. Teman seperti apa yang
kuharap, kenapa teman sepuluh tahun yang lalu itu, hanya menjadi beban yang
tidak berguna, dia merindukanku, awalnya aku memang merindukannya, namun
kenyataan aku sama sekali tidak merindukannya, tak ada hal-hal yang lebih baik
dari kebersamaanku dengannya.
Sampai kapan aku
seperti ini, melakukan kesalahan yang seharusnya tidak usah dilakukan. Bisakah
aku melihat dimana sisi baikku itu, hati pikiranpun tak pernah menyatu dalam
memikirkan Tuhanku. Aku terpengaruh oleh masalah dunia palsu ini, juga gampang
tergoda untuk menunda sesuatu yang sebenarnya hampir kiamat bagi diriku
sendiri. Tolong aku adakah yang berniat menolongku dalam melawan hati ini, atau
minimal beri aku perubahan yang bisa membuat aku semangat. Apalah arti dari
yang kucari ini, tetap saja yang bisa mengubah adalah diriku sendiri. Cukup
sudah aku membaca ratusan buku, mendengarkan kata bijak, melihat pengalaman
orang lain, memaknai hidup. Namun aku terlalu lelah melawan hati yang tampak
bau neraka ini. Aku mohon ampuni aku, yang masih berdosa dan bertambah berdosa.
Wahai cinta dimanakah kau berada,
jadikan aku yang menebar cinta itu daripada aku mati-matian mencari cinta. Aku
yang masih dalam alam mimpi ini, masih selalu bisa terbang ke awan dengan
membawa sejuta mimpi. Aku mencoba melakukan yang kuanggap itu hal terbaik walau
orang yang lebih mengerti berkata, bahwa aku masih tertinggal sangat jauh dan
jauh dan antara mungkin dan tak mungkin aku bisa mencicip sebuah kesuksesan.
Aku disini masih memohon mati-matian
pada diriku untuk jangan terlalu mengantuk dan jangan terlalu banyak tidur,
namun aku sulit melawan hal itu. Tidur sedikit membuat energi terasa kurang
dibanding aku tidak makan berhari-hari.
Aku sedang mencari
akhir dari sebuah kisah hidupku, dan aku ingin happy ending dibagian akhir
tersebut. Aku menulis yang memakai hati terkadang pada saat sadar aku
menggunakan pikiran maka tulisanpun dengan mudah terhapus oleh pikiran
tersebut. Biarkan aku menulis menggunakan hati sepuasnya. Karna hati tak pernah
berbohong.
Nikmatilah menulis seperti menikmati
mendengarkan lagu. Aku bisa melakukan hal itu namun pikiranku harus disesuaikan
dulu dengan cara menghilangkan segala pikiran negatif yang baru saja terjadi atau
bayang-bayang terdahulu.
Aku yang ada didunia
ini, salah satu manusia yang paling beruntung sejagat raya ini. Memiliki yang
tidak dimiliki orang lain, tak berhak marah pada Tuhan dengan keadaanku yang
seperti ini.
Aku yang sedang menggapai impian dengan
cara menulis. Menulis apapun yang penting
tulisan tersebut bermanfaat bagi yang membaca. Dengan tulisan bisa
membantu seseorang atas masalahnya. Aku pasti bisa, dia bisa kenapa aku tidak
bisa. Yang penting aku harus melanjutkan apa yang menjadi gairahku, bukan
sekedar kata-kata saja.
Kadang aku benci
pada apa yang baru saja kulakukan. Tapi setelah itu aku akan tampak baik-baik saja. Kenapa setan
rajin sekali membisikan keburukkan kedalam dada manusia?
Pergilah wahai khayal iblis, yang
selalu membuat aku terperanjat tak berdaya sehingga lupa adakah Tuhan disisiku.
Biarkan aku bahagia dengan caraku
sendiri, tapi kumohon janganlah membuat yang kacau menjadi kacau. Sudah cukup
aku memikul dosa.
Hari ini aku harus bahagia, senyum,
yakin pada kekuatan diri. Jika 99 kali gagal dalam memecahkan persoalan maka
lanjutkan yang keseratus kalinya dengan
lebih tenang, maka aku akan menemukan
apa yang sedang aku cari.
Hal baru, aku harus menemukan hal
baru. Jika belum juga ada perubahan dalam hidupku maka aku yang harus mengubah
apa yang sudah menjadi penghambat.
Semoga
lancar.
Komentar
Posting Komentar