Langsung ke konten utama

Sibuk


Ada satu titik ketakutan yang membawa pengaruh didalam hati dan pikiran. Aku yang menciptakan maka aku pula yang harus menghapus. Aku ingin bingung maka bingung pula merajalela pikiranku, aku ingin semangat maka semangat pula apa yang akan terjadi. Sebenarnya aku sedang menunggu apa? Disaat aku sedang amnesia, padahal jelas-jelas kemarin aku membawa diriku seakan berada dialam kebaikkan yang sudah direncanakan. Ada apa lagi, jika aku teringat sesuatu yang membuat aku ketakutan seperti ini. "Jangan khawatir," hanya kata itu saja yang membuat aku merasa sedikit lega.


Beruntung sekali sebenarnya aku memiliki diri ini, masih banyak yang tak seberuntungku, tapi apa untungnya jika aku harus mengeluh terus. Aku tahu ketika jelas benar aku sadar tak menginginkan kejadian buruk menimpa diriku, aku membuat kesalahan sengaja, karna egoku, harga diriku, gengsiku. Aku iri dan malu pada orang-orang yang begitu kerasnya bekerja untuk mencari nafkah juga begitu baiknya hati mereka membantu keluarga serta orang-orang yang disekitarnya. Padahal aku juga bisa seperti mereka. Ada sesuatu yang menghambat didalam diri ini untuk berbuat baik, aku belum tahu apa itu. Mungkinkan gengsiku terlalu besar, harga diri yang terlalu besar, atau sombong yang tak dirasa.


Bagaimana jika mulai saat ini aku memulai aksi dengan serius. Yaitu memulai dari hal kecil apapun itu, yang penting bermanfaat buat diri juga buat orang lain. Tak usah menunggu lagi tentang mood, karna jika menunggu mood yang baik maka takkan pernah berakhir. Cobalah untuk mencari obat dari segala keburukkan hatiku sendiri, menulis, membaca, melakukan hal yang baru, jangan lupa gembira juga persiapkan mental jika hari yang dilalui sedang tidak baik.


Aku ingin apa, apa yang ingin kukerjakan, apakah hari esok aku bisa makan, atau seperti biasa makan hanya satu kali sehari dan jika pulang kerumah kadang aku malas mendengar sesuatu yang sangat-sangat membosankan, jadi bagaimana bisa aku semangat pulang kerumah dengan tangan hampa. Aku bagaikan majikan bagi orang tuaku, aku sama sekali tidak bermanfaat buat mereka. Dari pada bertambah dosa lebih baik, aku jarang pulang kerumah. Maafkan aku karna walaupun ku melakukan hal seperti ini, tetap saja ku berdosa, namun aku tidak tahu kenapa, aku tahu apa yang harus dilakukan seorang anak terhadap orang tuanya, namun aku terlalu sakit jika bosan mendengarkan jika ada yang bertanya atau menyindir tentang aku yang tidak membawa apa-apa.


Aku yang sendiri, mencoba menghibur diri sehingga tak pernah merasa kesepian, walaupun apa kata orang aku begitu terlihat membosankan dan kesepian dengan hidupku yang seperti ini. Mereka salah, sesungguhnya aku sibuk sangat sibuk sehingga waktu tak pernah melihatku, aku tidak bisa membedakan saat pagi, siang, sore, atau malam, tahu-tahu idul fitri sudah hampir mendekati. Kadang aku tak merasakan ada pagi, tahu-tahu sudah siang, kadang aku tidak tahu apakah tidur malamku pernah ada karna aku sibuk menulis mimpi didalam tulisan, kadang aku ingin kerja disiang hari namun aku sibuk menonton tv sampai sore. Apakah hidupku memang percuma, yach jelas memang percuma, aku tak punya jadwal dalam hidup berbeda ketika sekolah. Bangun jam empat pagi, mandi, sholat, sarapan, berangkat sekolah, pulang jam dua belas siang, kemudian sarapan, tidur siang bangun jam tiga sore mandi, sholat, main atau nonton tv, mengaji, ketika malam tiba aku mengerjakan PR kemudian tidur nyenyak. Hidup yang seperti itu-itu saja sepanjang tahun, namun itu lebih baik dibanding disaat semuanya sudah usai. Aku harus hidup diatas kendali diriku sendiri berbeda dengan dulu yang selalu ada aturan tertulis. Kini aku harus mengatur diriku sendiri. Inilah hidup yang sesungguhnya didunia yang nyata.

Adakah satu harapan yang membuatku sedikit lega, tolonglah perlihatkan. Aku selalu ingin menjadi seorang penulis, kini aku mencoba menantang diriku sendiri untuk menjadi seorang penulis, walaupun orang berkata tidak mungkin atau mustahil atas kemampuanku. Aku selalu yakin bahwa aku bisa dan akan menerbitkan sebuah novel yang berguna walaupun itu adalah kisah nyata tentang hidupku. Sekali lagi aku pasti bisa, aku akan membuktikannya bahwa aku bisa dan memang bisa, ini adalah mimpiku. Walaupun saat ini belum selesai semuanya, namun aku bekerja keras untuk menjadikan diriku untuk yakin dan berusaha sekuat hati dan tenaga bahwa aku bisa menulis. Yang lebih menantang adalah menulis tentang diriku sendiri, orang lain sibuk mengisahkan tentang kehebatan dirinya, berbeda denganku, yang sama sekali tidak punya kehebatan apalagi prestasi, tapi aku mampu berpura-pura bahwa aku hebat. Bukankah aku juga hebat, karna sudah melewati hidup ini dengan baik-baik saja, apalagi yang perlu aku risaukan. Kalaupun ada sesuatu yang membuatku sakit, aku bisa menangis dan mencoba bangkit lagi, bahwa aku hebat, bisa melewati hidup ini tanpa narkoba, minuman alkohol, rokok, atau pergi ke diskotik serta tak berniat untuk bunuh diri dll.


Aku akan bangga dan memberi selamat pada diriku sendiri, karna tangan ini ternyata bisa berkata. Dan semoga hal itu bermanfaat bagi para remaja yang sedang mencari jati dirinya. Aku akan memberi ilmuku lewat ceritaku, karna aku juga manusia sama seperti manusia lainnya. Dan kebanyakan orang yang stres itu memang selalu membedakan perbedaan yang tak pernah ada akhirnya.
          Apalagi yang dicari dalam hidup ini selain menerima segala cobaan hidup yang pada akhirnya kita akan menemukan satu titik hikmah yang akan sangat berguna bagi jutaan manusia didunia ini.

          Dia sibuk mencari kebahagiaan dari sekitarnya
          Dia bingung kemana mencari kebahagiaan yang sesungguhnya
          Dan dia bertanya kenapa hidupnya tidak bahagia
          Dia mencari keliling dunia namun tidak berhasil
          Lalu ada seseorang yang berpesan padanya
          Kau bisa pura-pura bahagia maka kau akan menemukannya
          Kemudian sang pencari kebahagiaan berpura-pura bahagia
          kemudian dia tersenyum tanpa disadarinya saat pura-pura bahagia
          Pada saat sadar dia kembali bertanya dimana kebahagiaan itu
          Dan orang yang berpesan tersebut berkata
          Kebahagiaanmu bisa kau ciptakan sendiri tanpa mengeluh
          Sebenarnya apa yang baru saja kau lakukan
          Kau bisa merasakan kebahagiaan


Komentar