Langsung ke konten utama

Kucing Budug

Aku tahu benar bagaimana dulu kau begitu muda, lincah dan cantik dan disegani para pria itu yang terkadang aku usir mereka saat hendak menemuimu, namun aku sedikit kecewa padamu karna kau sering kebablasan jika berpacaran dengan pasanganmu hingga akhirnya kau tiba-tiba hamil dan melahirkan bayi setengah lusin. Kau tahu pernahkah kau terpikirkan dimanakah kau akan bersalin dan kenapa kau memilih rumahku dimana seluruh keluargaku sangat membencimu. Namun apa boleh buat akhirnya kau pun terlanjur melahirkan dirumahku, setelah kau mencari ke berbagai tempat yang aman namun tak kunjung kau temukan.

Kau tahu siapa orang yang paling bahagia saat melihat anak-anakmu yang begitu lucunya, yach dia adalah aku, ku hanya bisa berdo'a semoga anak-anakmu itu tidak merepotkan keluargaku. Aku tahu keluargaku sangat membencimu namun karna mereka tahu aku begitu menyukaimu merekapun akhirnya mengijinkanmu tinggal di rumahku, dengan syarat kau dan anak-anakmu tidak merepotkan keluargaku.

Aku sengaja tidak pernah menampakkan diriku memberi kasih sayang pada anak-anakmu, karna aku takut anak-anakmu kelak manja padaku, untuk itu biarlah anak-anakmu menjadi galak, liar dan lari saat bertemu denganku.

Pernahkah kau terpikir untuk bisa bertanya pada pasanganmu untuk mencoba bertanggung jawab perihal memberi nafkah pada anak-anakmu secara bersama-sama? Aku sebenarnya sangat kasihan padamu kenapa semua pria dalam duniamu tak pernah ada yang bertanggung jawab setelah dirimu terbukti hamil. Kini kau harus menanggung sendiri apa yang sedang kau alami ini.

Beberapa bulan berlalu ku lihat anak-anakmu sudah mulai berlari, ku lihat si hitam berlari-lari kesana kemari dengan lincahnya. Namun kesialan pernah menimpanya hanya karna ayahku mengira jika dia seekor tikus, hingga akhirnya si hitam kena pukulan sapu hingga pingsan, untungnya nyawanya masih terselamatkan.

Berhubung anak-anakmu sudah mulai merepotkan keluargaku akhirnya setengah lusin anakmu itu diberikan pada seorang anak tetanggaku karna dia begitu menyukai dan menginginkan seekor anak kucing. Sebenarnya aku tidak setuju namun apa boleh buat hal itu aku ikhlaskan. Jika kau tahu sebenarnya sejak dulu aku suka memelihara seekor kucing hingga tiap hari tidur bersama dengan kucing namun entah kenapa sejak dulu tiap kali aku memiliki seekor kucing pasti keluargaku membuangnya jauh-jauh tanpa sepengetahuanku. Namun ada kalanya keluargaku membiarkan kucingku tinggal seumur hidupnya di rumahku hingga akhirnya kucing tersebut menghembuskan nafas terakhir di pangkuanku. Namun kali ini kau tidak seberuntung kucing-kucingku yang dulu pernah aku sayangi bukan berarti aku kali ini tidak menyayangimu namun hal itu hanya sekedar membatasi diri agar kau tidak terlalu, manja padaku. Yach kau tahu sendiri keluargaku sangat membencimu sekalipun kau begitu cantik.

"Bapak maaf anak-anak kucing ini saya kembalikan karna ibu saya tidak mengijinkan merawat anak-anak kucing ini," itulah surat yang dibaca ayahku dimana sepucuk surat itu berada dalam kotak tempat anak-anak kucing itu tinggal. Tampak ayahku sedikit kecewa karna ternyata anak tetanggaku itu tidak jadi merawat anak-anak kucing tersebut, akhirnya anak-anak kucing yang terdiam dalam kotak itu disimpan diteras untuk sementara. Namun entah kenapa tiba-tiba anak-anak kucing itu hilang setelah sore hari tiba, dimana keluargaku tidak ada di rumah. Mungkin ada orang lain yang mencurinya, maklum sebenarnya anak-anak kucing itu sangat lucu dengan warna bulu berbeda-beda ada yang hitam dan putih namun kebanyakan warna putih, karna bulu ibunya kan warna putih.

Kini sudah kurang lebih kau tinggal di rumahku 8 tahun lamanya dan kini wajahmu yang dulu cantik dan menawan hanya tinggal kenangan juga anak-anakmu yang pernah kau lahirkan entah pada kemana, mungkin mati atau hidup bertahan di luar sana. Tak kusangka kau cukup lama tinggal di rumahku meskipun tak ada satu pun dari keluargaku yang terlalu memperhatikanmu. Namun entah kenapa kau masih bertahan di rumahku meskipun ayahku sering mengusirmu yach aku tahu kau sudah terbiasa hidup disini hanya untuk bertahan hidup dan meminta makanan yach itu pun menungguku saat aku pulang ke rumah. Berhubung fisikmu tampak jelek dan menjijikan ayahku beserta para tetanggaku sangat merasa jijik jika melihatmu namun entah kenapa aku begitu kasihan padamu, rasanya aku ingin sekali menyentuhmu namun hal itu tidak boleh dilakukan, karna keluargaku melarangku.

Setiap hari selama delapan tahun aku sudah terbiasa melihatmu duduk di sudut pintu kamar dimana kau selalu menantiku untuk memberimu makan, namun untuk kali ini sepertinya kau tidak sanggup lagi makan daging yang keras karna gigimu sepertinya sudah tidak kuat lagi, akhirnya aku beri kau daging yang lebih lembut lagi. Yach walaupun kau sudah lama disini, orang tuaku pun sudah terbiasa melihatmu yang rutin duduk disudut pintu kamar dan terkadang mereka juga punya keinginan untuk memberimu makan. Syukurlah jika mereka punya rasa kasihan padamu.

Waktu aku pulang ke rumah entah kenapa tiba-tiba ku lihat ibuku meneteskan air mata sambil memberi makanan padamu. Dan ibuku cerita bahwa entah kenapa hatinya tiba-tiba merasa kasihan saat hendak melihatmu ketika kau tertidur disudut kamar dilantai yang begitu dingin, dengan tubuh yang sangat kurus. Ibuku dulu selalu memujimu dengan perkataan "kucing cantik" namun sekarang pujian itu berubah jadi "kucing budug". Sungguh sebenarnya setiap makhluk hidup akan seperti sedemikian, dimana masa muda adalah masa yang tampak cantik namun setelah tua hal itu berubah menjadi tak enak dilihat.

Sudah seminggu aku tidak pulang ke rumah karna ada urusan namun dari seminggu tersebut entah kenapa aku sering memimpikanmu, dan saat aku pulang ke rumah ternyata orang tuaku bilang jika kau sudah tidak pulang selama satu minggu dan aku cari-cari kau ke sudut-sudut jalan namun tidak ada, bahkan orang tuaku ikut mencari di sudut-sudut rumah mungkin dirimu sudah mati di tempat-tempat tersembunyi. Dan sudah berbulan-bulan aku tunggu dirimu, namun kau belum jua pulang. Yach akhirnya aku menyadari, sebenarnya kau pernah hadir dalam mimpiku untuk sekedar mengucapkan selamat tinggal, karna sebenarnya kau sudah tidak ada lagi di dunia ini, karna aku tahu kau sudah tua dan tidak berdaya, namun aku tidak pernah tahu dimana tempat terakhir kau menghembuskan nafas terakhir. Maafkan aku jika aku pernah menyakitimu Miaw ...

Komentar